Dengan demikian, Dian memproyeksi pertumbuhan kredit perbankan berkisar 10-12 persen di 2024. Sejalan dengan analisis laporan rencana bisnis bank (RBB) yang diterima OJK.
Sepanjang prinsip kehati-hatian dan praktik-praktik perbankan yang sehat terus dijaga, perbankan Indonesia akan tetap tangguh dan akan terus bertumbuh dengan sehat sebagaimana kondisi saat ini. ungkapnya.
BACA JUGA:OJK Dorong Perluasan Pembiayaan Perkebunan Sawit
BACA JUGA:Tingkatkan Literasi, BNI-OJK Ajak Kenalkan Program SiMuda
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menebar dividen jumbo. Nilainya mencapai Rp 33,03 triliun atau 60 persen dari laba bersih konsolidasi perseroan di 2023. Secara fundamental, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan, besaran dividen telah mempertimbangkan posisi likuiditas serta struktur permodalan bank dalam mendukung rencana tahun ini.
Dia memproyeksi, CAR Bank Mandiri sampai dengan akhir tahun nanti pada level yang kurang lebih sama dengan Desember 2023. Yakni sebesar 21,4 persen.
Didorong beragam pengembangan serta inovasi digital dalam mendukung rencana bisnis berkelanjutan. “Termasuk mendorong fungsi intermediasi yang menjadi core bisnis perseroan. Sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi,” ucap Darmawan.
Total aset konsolidasi bank berlogo pita emas itu menembus Rp 2.174,2 triliun. Naik 9,12 persen YoY dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1.992,5 triliun. Seiring dengan realisasi penyaluran kredit Bank Mandiri di 2023 yang mencapai Rp 1.398,1 triliun atau tumbuh 16,3 persen secara tahunan.
Pertumbuhan kredit juga diimbangi kualitas aset yang terjaga. Tercermin dari rasio kredit macet alias non-performing loan (NPL) Bank Mandiri (bank only) yang turun 86 basis poin (bps) secara tahunan ke level 1,02 persen. Rasio pencadangan (NPL coverage ratio) masih di level konservatif sebesar 384 persen