SUMATERAEKSPRES.ID - Jum’at hari ini adalah jum’at terakhir di bulan Syakban tahun 1445 H/2024 M. Insya Allah beberapa hari lagi kita akan berjumpa dengan tamu agung dan istimewa, Ramadhan yang mulia.
KITA harus tetap optimis dengan penuh keyakinan bahwa doa yang senantiasa kita panjatkan, baik secara berjamaah maupun sendirian sejak datangnya bulan Rajab akan didengarkan dan dikabulkan Allah Swt. Doa yang kita panjatkan tersebut adalah Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta berkahilah kami dalam bulan Ramadhan (HR. Ahmad).
Kita memohon kepada Allah Swt. keberkahan pada tiga bulan berturut-turut yakni bulan Rajab, Sya’ban dan bulan Ramadhan. Pada ketiga bulan tersebut terdapat keistimewaan yang luar biasa dan fadhilah yang agung. Apabila kita beramal dengan meningkatkan amal shaleh di dalamnya, sebagaimana sering kita mendengarkan uraian dari para muballigh, khatib atau bahkan melalui kajian Islam.
Atau kita berdoa dengan redaksi sedikit berbeda dengan teks doa tersebut di atas, yakni doa yang diambil dari periwayatan Imam Thabrani dan Baihaqi sebagai berikut: Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta pertemukanlah kami (sampaikanlah umur kami) dengan bulan Ramadhan.
BACA JUGA:Cordela Inn Tawarkan Dapur Ramadhan , Rp85 Ribu/Pax, All You Can Eat Buffet
BACA JUGA:Iftar Ramadhan, 101 Siapkan 50 Menu Buka Puasa
Meresapi makna dari doa yang dinukil dari dua redaksi dengan periwayat yang berbeda tersebut di atas, mengindikasikan bahwa Rasulullah Saw. pernah menuturkannya dan mengajarkannya kepada para sahabat. Tatkala kita membacakannya atau dibacakan secara terpimpin maka hal tersebut merupakan sebuah keshalehan yang tercermin dari masing-masing individu.
Kedua doa tersebut di atas menyadarkan dan mendorong kita untuk mengingat betapa orang-orang shaleh terdahulu senantiasa berharap dan menyambut Ramadhan jauh-jauh hari sebelumnya. Apabila memasuki bulan Ramadhan yang agung, mereka mulai membacakannya dengan penuh harap, mereka sangat menginginkan pertemuan dengan bulan mulia tersebut, dan saat-saat yang diharapkan tersebut datang mereka mengucapkan ahlan wa sahlanwa marhaban ya Ramadhan.
Bahkan Rasulullah Saw, sambil menatap bulan tsabit tanggal 1 Ramadhan beliau berucap Ya Allah, tampakkanlah bulan itu kepada kami dengan membawa keberkahan dan keimanan, keselamatan dan Islam. Rabbku dan Rabbmu (wahai bulan sabit) adalah Allah.
Kemudian, apabila telah datang bulan suci Ramadhan, lalu apakah akan dibiarkankan begitu saja? Bagaimana cara menyambutnya? Setidak-tidaknya ada beberapa amaliah yang bisa kita lakukan untuk persiapan menyambut bulan Ramadhan tersebut, diantaranya:
BACA JUGA:Hotel Duta Gratiskan Sahur dan Buka Puasa, Bagi Tamu Yang Menginap di Bulan Ramadhan
BACA JUGA:H-7 Ramadhan, Harga Bapokting Relatif Stabil, Salah Satunya Harga Beras Turun Jadi Segini!
Pertama, Membersihkan diri dari segala penyakit ruhani atau jiwa, dalam pembelajaran akhlak dan akidah sering disebut tazkiyatunnafs, dengan membersihkan jiwa atau rohani tersebut diharapkan akan lahir niat ikhlas dalam beribadah, terutama beribadah dalam mengisi bulan suci Ramadhan. Beribadah pada bulan suci Ramadhan bukan hanya semata-mata mencari dan menumpuk pahala, akan tetapi mencari rahmat, ampunan dan ridha Allah Swt.
Enyahkanlah sifat-sifat yang dapat merugikan diri sendiri seperti syirik, nifak (munafik), hasad, iri dan dengki dan bersiaplah jiwa kita untuk diisi dengan pundi-pundi amal yang dapat mendatangkan ridha Allah Swt. Amaliah tersebut terkumpul kebaikannya pada bulan suci Ramadhan, jangan disia-siakan kehadirannya, kita sambut dengan penuh harap. Marhaban Ya Ramadhan.
Kalau kita melaksanakan amaliah Ramadhan, namun kemusyrikan masih bersemayam dalam jiwa, maka jangan diharap amaliah tersebut menjadi bekal kita pada saat menghadap Allah Swt. Karena amaliyah tersebut akan hilang dan terhapus. Perhatikan firman Allah Swt. Dalam surat Az-Zumar ayat ke-65: Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.