PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Haul dan Ziarah Kubro Palembang Darussalam 2024 memasuki hari kedua, kemarin (2/3).
Terpantau acara berjalan sejak pukul 06.00 WIB, peziarah menggelar Qasidah Burdah di kediaman Al Habib Ahmad bin Hasan Al Habsyi di kawasan Kampung Al Habsyi, Karang Panjang Jl BBC, 12 Ulu. Di sini peziarah juga makan bersama.
BACA JUGA:Ziarah Kubro, Tradisi Menyongsong Ramadan
BACA JUGA:Ziarah Kubro, Mengenal Lebih Dekat Tradisi Umat Islam di Palembang Menyambut Bulan Suci Ramadan
Selanjutnya ziarah ke makam Auliya dan Habib yang ada di Telaga Swidak, 14 Ulu. Lalu pemakaman Assegaf dan Haul Al Habib Abdurahman bin Alwi Assegaf di Kelurahan 16 Ulu.
Terakhir Haul Al Faqihil Muqaddam Tsani Al Imam Al Habib Abdurahman Assegaf di Kampung Al Munawar 13 Ulu Palembang.
Ada ribuan peziarah yang juga ikut meramaikan Ziarah Kubro hari kedua ini, walaupun turun hujan tak menyurutkan semangat mereka untuk mengikuti berbagai kegiatannya.
Rombangan peziarah pun masih membawa atribut yang sama yaitu umbul-umbul, bendera merah putih serta kalimat-kalimat tauhid.
Meski dalam kondisi hujan, tidak menyurutkan ribuan jemaah untuk melaksanakan tahapan demi tahapan. Panitia Ziarah Kubro 2024, Habib Anak Shahab menjelaskan peziarah masih merupakan umat muslim dari Kota Palembang, serta mancanegara seperti Malaysia, Timur Tengah, dan lainnya.
“Ziarah kubro menjadi agenda rutin tahunan sepekan atau beberapa hari jelang bulan Ramadhan. Tujuan utamanya sebagai sarana menyebarkan syiar Islam dan meneladani hidup dan perjalanan Habib, Habaib dan Auliya di Kota Palembang,” tuturnya.
Dikatakan Habib Amak ini, pelaksanaan Ziarah Kubro sempat terhenti atau tidak digelar pada masa pandemi Covid 19. Setelah pandemi berakhir, umat bisa berkumpul lagi.
BACA JUGA:Peziarah Mancanegara Ramaikan Ziarah Kubro
BACA JUGA:15 Ribu Ulama Ziarah Kubro
Antusias masyarakat mengikuti tahapan Ziarah Kubro ini sangat tinggi terlihat dari ribuan orang mengitu acaranya.
"Ini menjadi bukti bahwasanya Ziarah Kubro tak hanya dikotomi para habib dan habaib saja, namun semua umat Islam. Sehingga ini menjadikan sebuah tradisi positif jelang Ramadhan.