SUMATERAEKSPRES.ID - Semua mahluk diciptakan berpasang-pasangan. Bahkan, hampir setiap orang pun tidak tahan jika harus terus hidup sendirian.
Hidup kesepian sebatang kara selama beratus-ratus tahun di tengah gurun mungkin jadi hal yang paling memilukan.
Tidak ada seorangpun yang bisa membayangkan jika harus mengalami hal seperti itu. Namun, ini semua bukan tentang orang, melainkan kisah fakta dari sebatang pohon.
Meskipun sendirian tumbuh, di daerah Tenere, bagian Gurun Sahara yang terletak di Niger. Pohon ini sudah cukup terkenal dengan kisahnya di berbagai penjuru dunia.
BACA JUGA:Mitos Pohon Pisang Sebagai Sarang Mahluk Astral, Apa Iya?
BACA JUGA:Pakis Ekor Sungokong, Tanaman Langka Pembawa Hoki yang Terancam Punah
Pohon akasia ini adalah satu-satunya pohon di daerah tempatnya tumbuh. Pohon ini bertahan hidup selama ratusan tahun sementara pohon-pohon lainnya sudah mati dan tidak ada lagi jejaknya.
Pohon satu-satunya ini dikenal dengan nama Pohon Tenere, seperti nama tempatnya tumbuh.Tidak ada pohon lain sejauh 400 km dari tempatnya tumbuh.
Wilayah Tenere tidak selalu gurun pasir. Selama masa prasejarah, daerah Tenere adalah dasar laut. Pergerakan kerak Bumi membuat permukaannya terangkat, kemudian menjadi hutan tropis.
Secara bertahap daerah ini berubah menjadi gurun akibat perubahan iklim. Pohon-pohon hutan tropis tidak ada yang bertahan hidup.
BACA JUGA:Bagaimana Rasanya Tinggal di ISS, Barang Termahal di Dunia yang Berharga Fantastis
BACA JUGA:Inilah 5 Taman Terluas dan Termegah di Dunia yang Penuh dengan Bunga, Apa Saja?
Sampai akhirnya hanya sebuah pohon akasia yang tersisa. Sebagai satu-satunya pohon di gurun itu, Pohon Tenere menarik perhatian orang-orang yang melewatinya.
Banyak orang yang memotret pohon ini sejak tahun 1930-an. Hampir setiap orang yang melewatinya berhenti untuk melihat dan memotretnya.
Sampai suatu hari pada tahun 1973 pohon ini mati karena tertabrak truk. Walaupun sudah tak lagi hidup, Pohon Tenere tetap menjadi kenangan. Sisa-sisa pohon ini dibawa ke Museum Nasional Niger di kota Niamey.