SUMATERAEKSPRES.ID - Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Ibnu Sutowo Baturaja, sebuah lembaga kesehatan yang kini berdiri megah, menorehkan sejarah panjang yang melibatkan zaman kolonial Belanda.
Pada tahun 1936, bangunan ini bermula sebagai sebuah klinik kesehatan yang dirancang dan didirikan oleh pemerintah kolonial tersebut.
Klinik ini, konon, dibangun dari dana hasil pungutan cuka para petani karet melalui kesepakatan 13 marga.
Pada masa awalnya, fasilitas kesehatan ini terdiri dari Poliklinik, Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang perawatan khusus pria dan wanita, ruang khusus untuk Penyakit Jiwa, dan Kamar Mayat. Tim medis terdiri dari satu dokter asal Belanda dan beberapa perawat.
BACA JUGA:Realisasikan Pembangunan 100 Persen, Optimalkan Kelompok Tani Untuk Ketahanan Pangan
BACA JUGA:Dorong Alumni Ikut PPG Prajabatan, 66 Sarjana FKIP Universitas PGRI Ikuti Yudisium Ke-147
Setelah Indonesia meraih kemerdekaannya, tepatnya pada tahun 1948, klinik ini bertransformasi menjadi rumah sakit.
Dan berganti nama menjadi RS Budiman di bawah kepemimpinan Dr. Zr.Josi, seorang dokter Belanda dari Rumah Sakit Pringsewu (1948-1951). Pada tahun 1952, RS Budiman berubah lagi menjadi RSUD Baturaja.
Melalui berbagai zaman, termasuk masa-masa sulit selama perang kemerdekaan dan masa pembangunan, rumah sakit ini terus berkembang.
Pada tanggal 1 Januari 2014, RSUD Dr.H.Ibnu Sutowo diubah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan publik melalui manajemen keuangan berbasis hasil.
BACA JUGA:Sejarah Singkat RSUD Kota Prabumulih Serta Dirut RSUD yang Pernah Memimpin Sampai Sekarang
BACA JUGA:Ledakan di RS, Pasien Dievakuasi
Pada 17 Juli 2014, Pelayanan Hemodialisa resmi diperkenalkan sebagai langkah progresif dalam memberikan pelayanan kesehatan.
RSUD Baturaja telah melalui serangkaian rehabilitasi dan pembangunan hingga saat ini dengan memiliki gedung bertingkat lima, menjadikannya sebagai salah satu rumah sakit rujukan pemerintah.
Keberhasilan manajemen RSUD Dr.H.Ibnu Sutowo tidak hanya tercermin dalam fasilitas fisiknya, tetapi juga mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) pada tahun 2023.
Capaian ini mencakup penilaian terhadap pelayanan, administrasi, dan sumber daya manusia (SDM) yang menjadikan RSUD ini sebagai penyelenggara pelayanan publik kategori pelayanan prima.
BACA JUGA:Yuk! Pahami Konteks Silaturahmi Dalam Perspektif Islam
Penjabat Bupati OKU H Teddy Meilwansyah memberikan penghargaan atas prestasi luar biasa ini.
Menurutnya, penilaian positif ini tidak hanya mencakup tingkat provinsi, tetapi telah diterima di tingkat nasional.
Dalam tiga aspek penilaian tersebut, yaitu pelayanan, administrasi, dan SDM, RSUD Dr.H.Ibnu Sutowo Baturaja telah berhasil memberikan layanan maksimal kepada masyarakat.
Prestasi ini menjadi bukti nyata komitmen RSUD Baturaja dalam memberikan layanan kesehatan yang prima dan efisien, meskipun wilayah Sumatera Selatan, khususnya di kota besar, memiliki sejumlah rumah sakit dengan sarana dan fasilitas yang mungkin lebih lengkap.