"Kami akan melaksanakan rapat koordinasi dengan seluruh elemen terkait, baik unsur pemerintah, TNI-Polri, tokoh agama, tokoh adat dan para tokoh masyarakat dalam percepatan pemulihan kondisi keamanan dan penanganan pengungsi di Intan Jaya," ulasnya.
Sementara itu, sampai saat ini situasi keamanan di Intan Jaya masih mencekam. Masyarakat Mamba masih bertahan di pengungsian dan pos-pos TNI setelah dievakuasi prajurit TNI saat OPM mulai menyerang kampung-kampung.
“Banyak masyarakat Intan Jaya yang mengungsi dan berlindung di Pos Satgas karena takut akan teror brutal KSTP. Kami berupaya memberikan bantuan layanan kesehatan dan bahan makanan untuk warga yang tinggal di tenda pengungsian," tambahnya,
Diketahui, sejak Jumat lalu OPM menyerbu perkampungan dan menembaki siapa saja orang yang mereka temui. Tak peduli masyarakat dan aparat keamanan.
OPM juga melakukan perusakan dengan membakar rumah-rumah warga. Rumah dinas anggota DPRD Intan Jaya dibumihanguskan. Begitu juga rumah keluarga Suku Sani yang dibangun dari dari bantuan pemerintah.
Surat Terbuka 3 Pernyataan
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Komandan Daerah (Kodap) VIII Intan Jaya menyampaikan 3 pernyataan sikap menyusul perang terbuka dengan TNI dan Polri, sepekan terakhir.
Dalam surat terbuka yang disebarkan Penanggungjawab TPNPB OPM Kodap VIII Intan Jaya, ditegaskan, aksi kontak tembak tidak akan berakhir selama tuntutannya belum dikabulkan.
Meski beberapa anggota militer sudah tewas di medan perang. Salah satunya, Haresatu Nambagani,
“Haresatu Nambagani adalah pahlawan bagi TPNPB OPM Kodap VIII Intan Jaya khususnya Kompi Kota Wabogo Mbuga sampai Mpoetuga dan Soali. Kami sangat berduka atas gugurnya salah satu pahlawan West Papua,” tulisnya dikutip dari suarapapua.com.
Pihaknya akan terus bunyikan tembakan dan perang ini untuk menolak dengan tegas masuknya perusahaan tambang di Blok Wabu dan patung Yesus yang mau ditanam di Sugapa.
“Kami minta penjabat bupati Intan Jaya Apolos Bagau, ST segera cabut izin pembangunan patung Yesus dan tolak Blok Wabu. Kalau saudara bupati pernah tanda tangan rekomendasi untuk Blok Wabu, kami minta supaya segera cabut rekomendasi itu,” tulisnya lagi.
Dalam surat terbuka itu, TPNPB OPM Kodap VIII Intan Jaya menyatakan 3 sikap :
Pertama: Kami TPNPB OPM kontak senjata bukan untuk makan dan minum. Ingat itu.
Kedua: Pemerintah kabupaten Intan Jaya dalam hal ini penjabat bupati Apolos Bagau dan kepala dinas Bernard Kobogau segera tanggung jawab atas nyawa yang gugur dalam perang ini.
Ketiga: Kami TPNPB OPM tidak akan menyerah selagi patung Yesus dengan rencana Blok Wabu masih ada di kabupaten Intan Jaya kami akan bunyi tembakan terus sampai akhir kebebasan. Kami tegaskan lagi untuk pemerintah segera tanggung jawab nyawa kami.