INDRALAYA - Lahan jagung pipil seluas 2 hektare milik Ajat Sudrajat di Indralaya Indah, Ogan Ilir telah dipanen. Setelah proses panen pemetikan jagung yang sudah tua, dilanjutkan dengan perontokan pipil atau bulir biji jagung menggunakan mesin.
Belum selesai sampai di situ, pipil biji jagung masih harus dilakukan tahap penjemuran. ‘’Saat ini, jagung dalam proses penjemuran. Kalau lihat dari cuaca saat ini sepertinya panas terus, diperkirakan dalam waktu empat hari penjemuran bisa cepat selesai," ujar Ajat.
Proses yang harus dilewati dalam mengolah jagung pipil memang lebih lama dibanding panen jagung manis. Karena menunggu jagung pipil sampai usia tua sekitar 110-120 hari. Kemudian harus dirontokkan dan dijemur lagi beralas terpal di bawah sinar matahari hingga kering.
Pengeringan adalah proses penurunan kadar air sampai mencapai nilai tertentu. Sehingga jagung siap untuk diproses selanjutnya dan aman disimpan lebih lama. Tujuan pengeringan untuk memenuhi persyaratan mutu yang akan dipasarkan. Biasanya kadar air jagung yang memenuhi standar mutu perdagangan adalah 14 persen. Namun, untuk biji yang akan disimpan lama sebaiknya kadar air mencapai 13 persen, jadi jamur tidak tumbuh dan respirasi biji rendah.
Waktu pengeringan dengan memanfaatkan sinar matahari sebaiknya dilakukan dari pukul 08.00 WIB hingga 11.30 WIB. Bisa juga dilakukan hingga sore hari jika masih panas. Lamanya pengeringan sekitar 3-4 hari bila cuaca cerah.
Senaiknya, waktu panen sebaiknya dilakukan pada hari-hari cerah. Jangan pada saat hujan, agar penanganan jagung pasca dipanen yaitu pengeringan tidak mendapat hambatan. "Panen kali ini kita dapat hasil sekitar 6 -7 ton per hektare. Alhamdulillah sepertinya cukup bagus, biji jagungnya juga besar besar," ucapnya.
Hasil panen akan langsung dijemput oleh pengepul di kebun atau tempat petani langsung. Harga jual jagung pipil dari petani saat ini di harga sekitar Rp4.500-Rp5.000 per kg. (dik/)