JAKARTA,SUMATERAEKSPRES.ID - Pasca debat keempat yang menampilkan para calon wakil presiden (wapres) menyisakan sejumlah polemik.
Salah satu sosok yang banyak mendapat sorotan adalah Gibran. Meski mendapat banyak sorotan, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Nusron Wahid menilai sudah tampil maksimal.
"Tidak ada yang sempurna bagi seorang manusia, itu biasa karena kesempurnaan hanya milik Tuhan," ujarnya di Kantor TKN
Dari sisi substabsi, Nusron menilai yang disampaikan Gibran sudah komprehensif. Diksi yang dilontarkan juga dapat dipahami semua kalangan.
BACA JUGA:Bahas 6 Tema, Debat Cawapres ke-2 Dipandu 2 Moderator Perempuan, Catat Waktunya
Kalaupun ada istilah-istilah khusus yang keluar, baginya itu wajar. "Itu memang istilah istilah yang jamak dalam dunia itu," imbuhnya.
Green inflation misalnya, itu diksi yang kerap diucapkan orang yang benar-benar menggeluti ekonomi hijau. Begitu juga soal Lithium Ferro Phospate yang menjadi bahasan terbaru di industri baterai.
"Susah kalau ngomong sama orang yang tak mengetahui substansinya jadi serba susah," terangnya. Dia justru khawatir, jika pemimpin tidak paham persoalan riil, maka akan disetir kepentingan asing.
Kemudian terkait Gimik yang dilakukan Gibran, Nusron menganggap sebagai bagian dari gaya komunikasi untuk mencairkan suasana. Misalnya saat menyindir Cak Imin membaca catatan atau menggunakan botol plastik.
BACA JUGA:Peran dan Fungsi Panelis Debat Capres-Cawapres, Tanggung Jawab Lebih dari Sekedar Membuat Pertanyaan
BACA JUGA:Meski Dikritik Jokowi, KPU Tetap Gunakan Format Sama dalam Debat Pilpres, Ini Alasannya
Yang terpenting, lanjut dia, Gibran tidak mempersoalkan hal-hal yang sifatnya personal. "Kalau ada yg mengatakan mas Gibran etikanya gak sopan saya rasa tidak," tuturnya membela.
Jika tak punya adab, Nusron yakin Gibran tidak akan salaman dan mencium tangan kepada Mahfud maupun Muhaimin.
Kemudian dari sisi substansi, TKN membantah tuduhan Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD yang menyebut program lumbung pangan nasional atau food estate gagal dan merusak lingkungan.
Komandan Komunikasi TKN Prabowo-Gibran, Budisatrio Djiwandono mengatakan, mewujudkan lumbung pangan nasional di atas lahan mencapai ribuan hektare memang bukan perkara mudah.
BACA JUGA:Viral Reaksi Menangis di Medsos Pasca Debat Capres, Makin Hari Terus Bertambah
BACA JUGA:Ketua Komisi I DPR Syukuri Data Pertahanan Negara Tidak Terbongkar Saat Debat Capres
Kebijakan ini membutuhkan proses panjang hingga hasilnya bisa dinikmati oleh banyak pihak.
Budi menjelaskan, berdasarkan evaluasi dan pengawasan yang dilakukan Komisi IV DPR RI, program lumbung pangan nasional di wilayah Sumatera Utara dengan fokus tanaman produk holtikultura seperti bawang dan kentang, sudah membuahkan hasil.
Sementara, lahan di kawasan Gunung Mas, Kalimantan Tengah, juga telah ditanami jagung dan singkong dengan produktivitas lahan yang sngat baik.
"Lahan di Kabupaten Gunung Mas yang sering menjadi sorotan berbagai pihak, per hari ini sudah tertanam dan akan panen 8 hektare jagung dan 5 hektare singkong. Dengan produktivitas singkong mencapai 20 ton per hektate dan jagung 6 ton per hektare," kata Budi.
BACA JUGA:Debat Capres 2024, Prabowo: Agar Masyarakat Hidup Layak, Kekayaan Negara Harus Dijaga
BACA JUGA:Debat Panas soal Pertahanan, Moderator Terpaksa Berulang Kali ‘Mohon Tenang’
Dalam kesempatan itu, Budi juga membantah framing yang menyebut proyek lumbung pangan nasional di Kabupaten Gunung Mas merusak lingkungan. Berdasarkan kondisi di lapangan, lahan yang digunakan untuk food estate adalah lahan eks area hutan produksi yang tidak produktif.
Sementara itu, terkait ‘serangan’ Gibran, Muhaimin Iskandar menyerahkan penilaian tersebut kepada masyarakat. Baginya, ada yang lebih penting dari masalah itu.
Salah satunya situasi nasional yang tidak biasa-biasa saja saat ini. ”Yang harus terus diserukan bahwa krisis iklim (adalah) bencana ekologi,” ujarnya.
Terkait gimmick Gibran dalam debat cawapres, Captain Timnas Amin M. Syaugi Alaydrus sepakat dengan Gus Muhaimin.
BACA JUGA:Debat Capres 2024, Prabowo: Fungsi Utama Negara adalah Melindungi Warganya
BACA JUGA:Prabowo Jelang Debat: Pertahanan Jangan Dipolitisasi untuk Kepentingan Jangka Pendek
BACA JUGA:Strategi Debat Anies Menjatuhkan, Pengamat: Warga Terbukti Tak Suka
Dia meminta masyarakat untuk menilai apakah aksi Gibran tersebut sesuai atau tidak. ”Silakan masyarakat yang menilai,” kata Syaugi kepada wartawan, kemarin.
Terpisah, pihak Tim Pemenangan Nasional Ganjar Mahfud juga memberikan evaluasi.
Anggota Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Rieke Diah Pitaloka mengatakan, semua gagasan yang disampaikan calon wakil presiden (Cawapres) Mahfud MD dalam debat keempat, sudah tertera dalam penjelasan visi-misi pasangan calon nomor urut tiga itu.
"Jadi, yang disampaikan itu untuk mempertegas komitmen memperkuat desa, reforma agraria, dan mewujudkan kedaulatan pangan," terangnya.
BACA JUGA:Inilah 4 Faktor Pembeda yang Dimiliki Gibran dalam Debat Cawapres. Apa Saja itu Guys
BACA JUGA:Ternyata Ini yang Membedakan Pelaksanaan Debat Perdana dengan Debat Berikutnya
Anggota Komisi VI DPR RI itu menegaskan, locus dari persoalan masyarakat adat, pangan, dan reforma agraria ada di desa dan kelurahan. Dari sinilah lahir semboyan desa kuat, Indonesia maju, dan berdaulat.
Menurut Rieke, garda terdepan dari pemerintahan adalah desa dan kelurahan, sehingga desa memiliki substansi yang sangat penting dalam setiap pengambilan keputusan.
"Ganjar-Mahfud bertekad memperkuat desa dan kelurahan. Tidak ada kedaulatan dan kemajuan kalau desa kita tertinggal,” jelasnya.
Pada debat cawapres Senin lalu, salah satu hal yang juga disinggung adalah kegagalan food estate. Hal ini mendapatkan tanggapan dari istana.