Gaza Ben

Minggu 07 Jan 2024 - 15:24 WIB
Reporter : oleh: Dahlan Iskan
Editor : Martha

Hari ini genap tiga bulan konflik besar Hamas-Israel. Belum ada tanda-tanda berakhir. Begitu kuatkah Hamas? Sampai mampu bertahan dari gempuran dahsyat  pasukan Israel –yang didukung Amerika?  

Pun sampai sekarang Israel belum mampu membebaskan warganya yang ditahan Hamas?  Begitu hebatkah Hamas mempertahankan diri? Termasuk dalam merahasiakan tempat penahanan para sandera itu?

Tidak mudah menyembunyikan mereka. Jumlahnya 103 orang. Tentara semua. Bagaimana Hamas bisa menyekap begitu banyak tentara Israel. Hanya dalam satu serangan tanggal 7 Oktober.

Atau, jangan-jangan sebaliknya. Begitu menurun kah kemampuan tentara Israel? Sampai belum bisa membebaskan sandera? Mengapa pasukan elite Israel tidak tampak seperti saat membebaskan sandera di Afrika?

Pun reputasi intelijennya yang begitu tinggi: Mossad. Begitu melemah kah intelijen Israel? Sampai di tanggal 7 Oktober lalu kebobolan serangan dadakan dari Hamas yang begitu besar?

Saya ke MER-C kemarin. Yang kantornya berlantai lima di Jalan Kramat Lontar Jakarta. Saya bertemu dengan ketua presidiumnya: dokter Sarbini Abdul Murad. Biasa dipanggil dokter Ben.

Hampir dua jam kami ngobrol soal Palestina, Hamas, dan Rumah Sakit Indonesia yang dibangun MER-C di Gaza.

Rumah sakit itu kini kosong. Semua dokter dan perawatnya mengungsi. Rumah sakit itu rusak diserang Israel. Kena hantaman mortir dan sebangsanya.  

Pun dua relawan MER-C yang mencoba bertahan di basement RS Indonesia. Mereka adalah Reza Aldila Kurniawan dan Fikri Rafiul Haq.  

Reza asal Singkawang, Kalbar. Sudah 8 tahun di Gaza. Fikri asal Ciulengsi, Bogor. Dari pesantren Al Fatah. Keduanya juga mengungsi ke selatan.

Setelah semua orang mengungsi, RS kosong. Israel memang memberi ultimatum: semua orang Palestina harus mengungsi ke selatan. Gaza tengah dan utara akan digempur senjata.

"Kami memang minta, kalau merekan semua mengungsi, dua orang itu, harus ikut mengungsi," ujar dr Ben.

MER-C didirikan lima orang aktivis –empat di antaranya dokter. Termasuk dokter Jose Rizal dari UI dan dokter Ben dari Unsyiah. Dokter Jose Rizal, asal Sumbar, meninggal dunia beberapa tahun lalu.

Awalnya mereka adalah relawan yang terjun sebagai tenaga medis dalam konflik Ambon. Mereka umumnya para dokter lulusan Universitas Indonesia.

Setelah konflik teratasi, mereka membuat wadah itu: MER-C. Di tahun 1999. Anda sudah tahu, MER-C: singkatan dari Medical Emergency Rescue Committee.

Kategori :

Terkait

Senin 11 Mar 2024 - 00:07 WIB

Senyum Muda

Minggu 10 Mar 2024 - 23:59 WIB

Jagung Bakar

Senin 04 Mar 2024 - 23:21 WIB

Pagar Teras

Minggu 03 Mar 2024 - 22:47 WIB

Kalah Takut

Sabtu 02 Mar 2024 - 20:49 WIB

Tersiksa Jendela