Seratus Persen Energi Hijau Untuk IKN Nusantara

Jumat 29 Dec 2023 - 17:13 WIB
Reporter : Rendi Fadillah
Editor : Rendi

SUMATERAEKSPRES.ID – Pemerintah saat ini tengah membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) baru yang digadang-gadang menjadi ibu kota masa depan Indonesia menggantikan DKI Jakarta. Lokasinya berada di sebagian Kabupaten Penajam Pasar Utara dan Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

 

IKN Nusantara mengusung konsep kota hutan berlanjutan atau Future Smart Foresty City yang memperhatikan aspek lingkungan dalam pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana. Proporsinya IKN Nusantara akan memiliki 65 persen area hutan tropis, 10 persen kawasan hijau dan produksi pangan, serta 25 persen kawasan kota. Sehingga target IKN sebagai kota netral karbon tahun 2045 dapat terwujud.

 

Pemerintah memulai pembangunan tahap pertama tahun 2022-2024 berupa penyediaan infrastruktur dasar untuk menampung sekitar 500 ribu penduduk. Hingga Desember 2023, Kementerian PUPR telah melaksanakan lebih dari 50 proyek infrastruktur senilai Rp65 triliun yang dananya bersumber dari APBN.

 

Konstruksi itu di antaranya penyiapan lahan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) tahap 1, pembangunan Jalan Tol IKN, jalan lingkar dan baypass, Istana Presiden dan Wakil Presiden, Kantor Kementerian dan Lembaga, Masjid Negara, 22 Rusun Tenaga   Kerja Konstruksi, intake dan jaringan pipa transmisi, dan lainnya.

 

Selain dari APBN, beberapa BUMN dan BUMD turut andil menyiapkan infrastruktur begitupula investasi swasta yang realisasinya sudah tembus Rp45 triliun per Desember 2023. Total proyek IKN Nusantara membutuhkan anggaran sebesar Rp466 triliun, meliputi APBN Rp89,4 triliun, BUMN-BUMD Rp123,2 triliun, serta KPBU dan swasta Rp253,4 triliun.

 

PT PLN (Persero) salah satu BUMN yang sangat konsen mendukung IKN Nusantara menjadi kota pertama nol emisi di Indonesia pada tahun 2045. Dukungan itu melalui pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana yang ramah lingkungan, khususnya dalam pemenuhan energi berkelanjutan. Perusahaan setrum Negara itu telah mengawali fase pertama dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW) untuk memenuhi kebutuhan listrik hijau di IKN.

 

Presiden RI, Joko Widodo terjun langsung melakukan peletakan batu pertama PLTS tersebut di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Pasar Utara pada Kamis (2/11/2023). Diproyeksi pembangkit listrik yang dikerjakan subholding PLN Nusantara Power (NP) itu dapat beroperasi pada Mei 2024.

 

Diketahui pembangunan PLTS ini sebagai wujud komitmen PLN mendukung target Net Zero Emissions (NZE) Pemerintah pada 2060, salah satunya menggunakan green energy untuk pasokan listrik yang andal ke IKN. Yakni 100 persen EBT (energi baru terbarukan) melalui PLTS 50 MW pada 2024. Keberadaannya menopang IKN Nusantara menjadi kota hijau, futuristik, dan berkelanjutan karena PLTS ini mampu memproduksi energi hijau 93 Giga Watt Hour (GWh) per tahun dan mereduksi emisi hingga 104 ribu ton CO2 per tahun.

 

PLN juga menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) 70 MW di Tanah Laut dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 1053 MW pada 2030. Kepedulian PLN ini cukup beralasan mengingat emisi gas rumah kaca (GRK) sudah sangat besar dampaknya pada global warming. Selama 4 dekade, peningkatan suhu bumi karena efek pemanasan global sebegitu masif. D ata Rudebusch (2019) yang dirilis Bank Indonesia (BI), pada tahun 1980 suhu bumi masih 0,25 derajat celcius, namun di tahun 2020 naik menjadi 1 derajat celcius.

 

Hal ini memicu perubahan iklim yang berdampak pada lingkungan, gelombang panas, kenaikan permukaan air laut, penurunan hasil perikanan, kepunahan tanaman, hewan dan terumbu karang, curah hujan tinggi, hingga pergeseran musim kemarau lebih lama dari normalnya. Perubahan iklim menimbulkan risiko fisik (banjir, badai, kekeringan) dan risiko transisi yang berimplikasi pada instabilitas moneter dan sistem keuangan.

 

Di satu sisi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per 28 Juli 2022, berdasarkan laporan inventarisasi GRK dan MPV 2020, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, produksi emisi GRK di Indonesia mencapai 1,86 miliar ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e). Jumlah itu meningkat pesat dibanding 2 dekade sebelumnya. Tahun 2001 masih 461,4 juta ton, sementara 2002 sebesar 742,3 juta ton. Mayoritas sektor penyumbang emisi GRK berasal dari penggunaan energi fosil sebesar 638,8 juta ton atau 34 persen.

 

Tanpa adanya upaya mitigasi, Badan Meteorologi Dunia (WMO) memprediksi kurun waktu 5 tahun, kenaikan suhu bumi bisa mencapai 1,5 derajat celcius dan ini bisa memicu risiko cuaca ekstrem mematikan. Karena itu sektor-sektor terkait harus ikut berperan menurunkan emisi GRK, salah satunya lewat pengurangan penggunaan energi fosil pada pembangkit listrik.

 

Setelah PLTS, pada fase kedua PLN akan membangun kawasan perkantoran terpadu yang mengusung konsep smart, green, dan sustainability. Kawasan ini mengkonsolidasikan seluruh kebutuhan ruang kerja, operasi, dan pusat bisnis PLN Group di IKN. Dilengkapi pusat   studi dan penelitian, hunian karyawan, pusat olahrga, pusat kesehatan, dan creative center. Lalu fase ketiga PLN mengembangkan kawasan integrated renewable energy zone sebagai kawasan yang mengintegrasikan perkantoran dan ekosistem EV menjadi pusat riset, pusat bisnis, pusat   pendidikan, dan inovasi EBT.

 

“Kami berdiskusi dengan Otorita IKN bahwa kota ini haruslah smart. Untuk itu kami merancang sistem kelistrikan berbasis state of the art of technology, dimana kendali semuanya menggunakan Artificial Intelligence (AI). Keandalannya jauh lebih andal tanpa human intervention,” terang Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo saat groundbreaking PLTS 50 MW di IKN.

 

Dikatakan, ini merupakan sistem kelistrikan yang bisa dibanggakan bangsa ini dan terbaik yang ada di dunia. “Kami juga memasang smart meter dimana kabel-kabel listrik sudah termasuk fiber optic internet. Sehingga begitu nyambung ke rumah-rumah di IKN, jika membangun smart home, building, atau city dengan layanan internet sudah langsung terintegrasi dengan sistem PLN,” ujarnya. Sementara supaya IKN Nusantara beautiful, seluruh jaringan listrik mulai dari jaringan transmisi hingga distribusi akan berada di bawah tanah.

 

Untuk mendukung 100 persen penghuni IKN wajib menggunakan kendaraan listrik seperti amanat Presiden RI Joko Widodo, PLN pun mengoperasikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di IKN dan sekitarnya. Dalam waktu dekat PLN akan menambah lima SPKLU di sekitar Istana Presiden, Plaza Ceremony, Hunian Pekerja Konstruksi, dan Glamping IKN. Selanjutnya tahun 2024 menambah 19 SPKLU lagi.

 

Total saat ini sudah ada 9 unit SPKLU di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Jumlah ini akan bertambah hingga 31 unit pada tahun 2024. Sementara secara nasional PLN telah mengoperasikan 622 unit SPKLU, 1.839 unit SPBKLU, dan 9.129 unit SPLU per Oktober 2023. “Inilah persembahan PLN menyukseskan pembangunan IKN, mewujudkan kemandirian energi nasional, mempercepat transformasi Indonesia, dan mengakselerasi transisi energi,” tandas Darmawan.

 

Presiden RI, Joko Widodo menyatakan pembangunan PLTS 50 MW di IKN Nusantara menjadi bukti keseriusan Pemerintah melalui PLN menyediakan listrik hijau selaras dengan pembangunan IKN sebagai foresty city yang hijau dan ramah lingkungan.

 

“Ya ini (PLTS, red) untuk energi hijaunya, sudah disiapkan oleh PLN. Sementara 50 MW dan cukup untuk kebutuhan saat ini. Nanti kalau masih kurang kapasitas PLTS dapat ditambah hingga 80 MW. Tetapi juga, sekitar IKN bisa dibangun PLTA atau hydropower sekitar 1.000 MW,” ujar Presiden di sela-sela groundbreaking PLTS.

 

Diakui Presiden, tugas Pemerintah menyiapkan Istana Presiden, Kantor Kementerian/Lembaga, menyiapkan air, listrik, dan infrastruktur lainnya. “Semua sudah kita lakukan. Tapi yang kedua paling penting, private sector (sektor swasta) masuk, dunia usaha masuk. Ini yang mempercepat pengembangan IKN, dan sejak 2-3 bulan terakhir telah dimulai. Ada pembangunan hotel, RS, mall, sekolah, training center,” ungkapnya.  

 

Namun ketiga muncul pertanyaan, listriknya siap atau tidak. “Nah sore hari ini PLN sudah menjawabnya (peresmian PLTS di IKN, red). Saya minta juga IKN Nusantara menjadi sebuah contoh kota yang indah dan rapi, maka jalur listriknya harus tertanam di bawah tanah. Semuanya harus ground cable,” tandas Jokowi.

 

Dalam keterangannya, Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono menjelaskan pengembangan PLTS oleh PLN menempati lahan seluas 80 hektar di kawasan IKN Selatan. Kawasan itu dikhususkan oleh Otorita IKN sebagai pusat pengembangan EBT. “Dengan adanya solar farm atau kebun panel surya ini sebagai simbol renewable energy di Indonesia yang akan menjadi “the future energy” dari IKN Nusantara ke depannya,” ungkapnya.

 

Deputi Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Prof Mohammed Ali Berawi menambahkan pengembangan PLTS implementasi prinsip pembangunan Nusantara menuju kota nol emisi karbon. “Salah satunya diwujudkan lewat penyediaan sumber energi listrik yang ramah lingkungan di Nusantara. PLTS ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan penduduk dan ekosistem industri seperti kendaraan listrik. Yang dikelola dengan sistem smart grid dan terhubung dengan jaringan energi bersih terbarukan lainnya di Kalimantan pada masa depan,” cetusnya.

 

Pemindahan ibu kota ke Nusantara, lanjut Prof Mohammed, merupakan upaya bersama dalam melakukan transformasi sistem ketenagalistrikan yang berorientasi masa depan. “Sehingga Nusantara menjadi kota yang dibangun dengan sistem ketenagalistrikan andal berbasis energi bersih terbarukan, terjangkau dengan prinsip value for money, dan layanan prima berkelanjutan,” terangnya. (fad)

Kategori :