Mengutip panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras medium kemarin di pedagang eceran tembus Rp11.660 per liter. Itu artinya, terdapat selisih Rp 2.210 per liter dari HET yang telah ditetapkan. “Sekarang lagi bombardir, Bulog mengguyur pasar agar harganya bisa turun. Sekarang sedang dilakukan. Beres dulu (operasi pasar), setelah itu harga tidak boleh naik Rp9.450,” ujar Zulhas, kemarin (2/2).Ia menjelaskan, HET sebesar Rp9.450 per liter merupakan harga akhir di konsumen. Sementara harga yang digelontorkan dari Bulog untuk para pedagang di pasar berkisar Rp8.300 per liter. Oleh sebab itu, ia mendorong terus bahwa harga eceran beras di pasaran tak boleh melampaui HET yang ditetapkan. “Enggak boleh naik pokoknya, paling tinggi Rp9.450 per liter untuk Jawa dan Bali. (Sementara) Papua Rp10.500 per liter,” tandasnya.
Baca juga : ASYIK! Begini Cara Dapat Saldo Dana hingga Rp150 Ribu Setiap Hari Baca juga : Bagi yang Minat Ternak Sapi, Tips Memilih Bibit Ini Perlu Kamu Coba Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan operasi pasar terus berlangsung di seluruh provinsi sampai harga beras turun dan kembali stabil. ”(Harga beras) memang naik di semua provinsi. Memang naik. Ini yang sudah kami lakukan, operasi pasar oleh Bulog di seluruh provinsi terus dilakukan awal Januari tetapi turunnya baru sedikit,” katanya.Operasi pasar terus berlangsung, terutama pada minggu-minggu ini. Presiden Jokowi pada Selasa (31/1) lalu memanggil langsung Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso ke Istana Kepresidenan untuk membahas masalah naiknya harga beras, ketersediaan beras, dan barang-barang pokok lain. Usai pertemuan bersama Presiden, Budi Waseso (Buwas) menyampaikan Perum Bulog menyiapkan 315.000 ton beras dari stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang bakal disalurkan melalui operasi pasar sampai Maret 2023. Buwas menyampaikan harga beras diharapkan kembali stabil di tingkat pasar dan pembeli setelah ada operasi pasar. (fad)
Kategori :