PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Angka stunting terakhir berada di level 18,6 persen, namun Provinsi Sumatera Selatan menargetkan hingga akhir 2023 dapat turun menjadi 17 persen.
Ketua Tim Kerja Bina Pergerakan Lini Lapangan BKKBN Provinsi Sumsel, dr Fahrina, mengatakan, semua lini bekerja keras menurunkan stunting, dan Pemprov Sumsel juga sangat konsen terhadap penurunan angkanya. Terbukti tahun lalu stunting dapat turun hingga 6,2 persen.
"Tahun ini kita sangat optimistis, mudah-mudahan dapat capai target 17-17,5 persen, sebab di 2022 kita sudah di angka 18,6 persen," terangnya saat rapat evaluasi capaian dan penyusunan laporan TPPS Semester II Tingkat Provinsi Sumsel, kemarin. Walaupun untuk rapor penilaian angka stunting ini, katanya masih menunggu pengumuman dari SKI (Survei Kesehatan Indonesia) yang dulunya SGI (Survei Gizi Indonesia).
Dari paparan bidang 1 TPPS, berdasarkan data aksi konvergensi juga masih didapat setidaknya ada 5 kabupaten/kota yang angka stunting-nya di atas 20 persen. Walaupun banyak juga yang sudah di bawah 14 persen, hingga mendekati 14 persen untuk memenuhi target nasional di 2024. "Data ini dari 8 aksi konvergensi. Ini karena mereka belum melakukan input data dan ini menjadi salah satu kelemahan kita, bukan berarti belum bekerja," bebernya.
Dalam rapat ini, sebutnya, ada 4 bidang TPPS yaitu bidang 1 diketui Dinas Kesehatan, bidang 2 Dinas PPA, Bidang 3 diketuai Bappeda, dan Bidang 4 Inspektorat. "Masing-masing bidang sudah menyampaikan hasil kinerja mereka di semester 2 tahun 2023," sampainya.
Dari hasil paparan setiap bidang, hasil kinerja beberapa target sudah melampaui, dan beberapa target perlu di-follow-up lagi. "Misal untuk dari BKKBN ada 2 poin, satu sudah lampaui target 90 persen, satu lagi masih di angka 80 persen (November). Bina keluarga remaja yang sudah mendapat edukasi tentang stunting, insya Allah tinggal satu bulan ini bisa capai target," pungkasnya. (tin/fad)