PALEMBANG-SUMATERAEKSPRES.CO.ID- Setiap wanita baik yang berusia muda hingga yang sudah berusia lanjut pastinya pernah mengalami keputihan dan hal ini adalah normal, bahkan kondisi ini juga bisa dialami wanita yang tengah berbadan dua. Keputihan ini sebetulnya bukan masalah serius jika tidak disertai kondisi tertentu misalnya rasa gatal atau bau yang tidak sedap ya. Menurut dr Indah Permata Sari, Sp KK, dokter spesialis penyakit kulit da kelamin, keputihan merupakan keluarnya cairan bening atau putih susu atau kekuning-kuningan dari vagina. Wanita yang mengalami keputihan biasa dianggap wajar, bila keputihan bening, tidak berbau dan muncul saat masa ovulasi menjelang dan sesudah menstruasi. “Keputihan itu disebut fluor albus, keputihan ini juga normal dialami selama masa kehamilan dalan jumlah yang sedikit dan akibat rangsangan seksual, serta disebabkan pengobatan hormonal seperti pil KB,” jelasnya kepada Sumatera Ekspres. BACA JUGA:Ini Ciri dan Cara Mengatasi Darah Menstruasi yang Terlalu Banyak Keluar BACA JUGA:Cara Melakukan Diet Telur Rebus Agar Sukses Pangkas BB Jenis keputihan ini biasanya sering terjadi saat masa subur, serta saat sesudah dan sebelum menstruasi. Biasanya di saat kondisi-kondisi tersebut sering terdapat lendir yang berlebih, itu adalah hal normal, dan biasanya tidak menyebabkan rasa gatal serta tidak berbau. Keputihan fisiologis pada wanita hamil tidak berpengaruh terhadap janin secara langsung. Karena, adanya selaput ketuban yang dapat melindungi janin. Keputihan Patologis Namun dr Indah Permata Sari, Sp KK mengatakan, keputihan ini ada juga yang disebut keputihan patologis (tidak normal). Jenis keputihan ini sudah termasuk ke dalam jenis penyakit. Keputihan patologis dapat menyebabkan berbagai efek dan hal ini akan sangat mengganggu bagi kesehatan wanita pada umumnya dan khususnya kesehatan daerah kewanitaan. Keputihan patologis terjadi akibat adanya infeksi akan mengakibatkan meningkatnya resiko bayi lahir prematur pada wanita hamil dan bayi pun akan turut terkena infeksi. Bayi yang terkena infeksi virus beresiko mengalami gangguan pencernaan dan gangguan pernapasan hingga bisa menyebabkan bayi mengalami kematian. BACA JUGA:Pembalut Dicuci Vs Pembalut Tidak Dicuci, Kamu Tim Yang Mana? BACA JUGA:7 Manfaat Air Ketumbar, Nomor 3 Bikin Diet Anti Gagal Ciri Keputihan Patologis Keputihan patologis memiliki ciri antara lain cairannya bersifat kental, cairan yang keluar memiliki warna putih seperti susu, atau berwarna kuning atau juga hijau, keputihan patologis menyebabkan rasa gatal, cairan yang keluar memiliki bau yang tidak sedap, biasanya menyisakan bercak-bercak yang telihat pada celana dalam wanita. “Jumlah cairan yang keluar sangat banyak,” tambahnya. Masih kata dia, penyebab keputihan patologis dapat diakibatkan bakteri (E-coli Staphylococcus), parasit (trichomonas), atau jamur (candida). Jika keputihan sudah patologis dan menganggu, maka dibutuhkan pengobatan medis. Terapi yang diberikan juga harus sesuai penyebab keputihan. “Apabila, fisiologis tidak perlu pengobatan medis, cukup menjaga higienitas daerah genitalia setelah buang air,”tukasnya. Vagina Harus dalam Kondisi Asam Beberapa penyebab keputihan abnormal yakni kuman parasit, jamur dan penyebab lain yang bisa masuk ke dalam vagina. Salah satu faktor juga yakni kebiasaan yang sebetulnya tidak sehat. Contohnya sering membersihkan vagina menggunakan bahan antiseptic. Dikatakan dokter Indah PS SpKK dari Rumah Sakit Ernaldi Bahar, perlu diketahui di dalam ekosistem vagina hidup beberapa jenis bakteri baik, salah satunya lactobacillus. Bakteri ini berguna untuk mengubah glikogen yang terdapat di dalam sel epitel vagina menjadi asam laktat. “Vagina harus terus berada dalam kondisi asam agar supaya bakteri jahat tidak akan mudah hidup dan berkembang,” ujarnya. Jenis asam ini berfungsi untuk menjaga keasaman vagina tetap berada dalam pH 3,8-4,5. Jika, satu dan hal lain kondisi keasaman vagina akan terganggu, maka bakteri baik akan hilang dan bakteri jahat akan hidup dan menyebabkkan gangguan pada vagina atau keputihan. BACA JUGA:Konsumsi Yogurt Vanila Buat Bahagia, Kok Bisa.. BACA JUGA:Jangan Asal-Asalan, Ini Panduan Diet air Putih yang Benar Menurut dia, banyak wanita yang salah persepsi dan mengira menggunakan bahan antiseptic untuk mencuci vagina maka area intim mereka akan lebih sehat dan terhindar dari kuman berbahaya. Faktanya, bukan hanya kuman berbahaya yang hilang justru jenis bakteri baik yang hidup di dalam vagina akan ikut tersingkir. “Sebenarnya penggunaan cairan seperti daun sirih tidak disarankan,” katanya. Begitu pun, wanita yang menggunakan panty liner untuk menjaga kelembapan daerah intim kewanitaan. Sebab, kata dia, dikhawatirkan menyebabkan perubahan flora normal vagina yang justru akan memicu terjadinya keputihan. Bagaimana dengan pengasapan atau penguapan untuk membuat vagina bersih dan wangi. “Ini juga tidak dianjurkan,” tukasnya. (lia)
Kategori :