SUMATERAEKSPRES.ID - PALEMBANG - Perihal viral video unggahan FDJ Shinta yang menuai komentar negatif, Ikatan Alumni bersama Senat Mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa Poltekpar Palembang menolak tudingan berbagai pihak soal kegiatan Function yang rutin digelar setiap tahun sebagai acara dugem.
“Ada pihak yang menyebut Poltekpar Palembang merusak generasi bangsa. Bagaimana mungkin kampus yang didirikan untuk masyarakat di Sumbagsel, justru merusak generasi bangsa,” sesal Irsyadul Fikri, Ketua Ikatan Alumni (IKA) Poltekpar Palembang, kemarin
Diakuinya, peminat Poltekpar Palembang saat ini mencapai ribuan, lulusannya sudah bekerja di seluruh Indonesia bahkan sampai luar negeri. “Kami yakin ada pihak yang mempolitisir demi keuntungan pribadi,” tegasnya.
Ia mengatakan narasi dugem pertama kali ditulis FDJ Sinta, pengisi acara Function dengan musik elektro. Pihaknya menilai kegiatan Function yang menuai kontroversi dipicu ketidaktahuan dan kesalahan pengisi acara. Kemudian diperbesar pihak-pihak tertentu untuk dipolitisir.
Ia mengatakan, IKA Poltekpar Palembang telah melakukan pemeriksaan secara mandiri bersama Senat Mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa (SEMA/ HIMA) terkait kegiatan tersebut. Pihaknya tak menemukan Function sebagai kegiatan di luar batas aturan maupun norma.
“Sinta itu diundang mengisi acara penutup setelah food display dan pertunjukkan hasil karya mahasiswa, penampilan seni dan budaya, pemberian penghargaan atau apresiasi.
Ia sebagai FDJ memainkan musik elektro diikuti euforia mahasiswa. Ketika ada musik elektro, jangan lantas menyimpulkan hal tersebut sebagai dugem,” sebutnya.
Irsyad mengimbau masyarakat Sumsel tidak terprovokasi tentang kabar miring terhadap Poltekpar Palembang. Ia menegaskan visi dan misi Poltekpar Palembang sebagai Institusi pendidikan tinggi kepariwisataan berstandar internasional dan berkepribadian Indonesia.
“Kami meyakini Poltekpar Palembang masih menjadi kampus yang kami kenal sejak dulu; mendidik serta menciptakan SDM generasi penerus yang terampil dan beretika.
Ketika masyarakat Sumsel melihat langsung ke kampus atau mengenal alumninya, masyarakat pasti yakin isu negatif terhadap Poltekpar Palembang tidak benar,” katanya.
Terakhir ia mengapresiasi langkah manajemen Poltekpar Palembang yang tanggap memanggil dan menegur Sinta karena telah membuat polemik, kemudian memberi penjelasan kepada publik melalui media yang kredibel baik lokal maupun nasional.
“Poltekpar Palembang adalah kampus baru, tujuh tahun berdiri. Jadi wajar jika masyarakat belum banyak mengetahui tentang Poltekpar Palembang. Kami pun sebagai alumni pertama merasa punya kewajiban.
Jika ada yang kurang pantas di kampus, kami akan beritahukan dan berusaha mengubahnya. Begitu juga jika ada persepsi tidak benar di luar seperti sekarang, kami akan jelaskan bahwa hal itu tidak benar,” terangnya. (yun/fad)