PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Robi Rariski (19), pasien operasi katarak datang jauh-jauh dari Desa Remanam Jaya, OKU Selatan ke RS Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, kemarin (24/11).
Tujuannya hanya satu supaya bisa sembuh dari penyakit ini, padahal ini masih berusia muda. “Saya paling muda di kegiatan kali ini,” ujarnya di sela-sela pelaksanaan Operasi Katarak serentak, 24-25 November di RSMH.
Acara itu dihadiri langsung oleh Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini. Robi pun sempat bercakap-cakap dengan Mensos.
“Mata kiri saya ini tidak bisa melihat sejak kelas 2 SD makanya hari ini (kemarin, red) mau ikut operasi," jelasnya. Selama ini dirinya mengaku belum pernah berobat memeriksakan matanya ke RS karena keterbatasan dana. "Belum pernah berobat, hanya satu mata bisa lihat ini juga tidak terlalu jelas," katanya.
Pada mata sebelah kiri Robi memang terlihat ada bintik putih tepat di tengah lensa bola matanya. "Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas program ini. Saya berharap setelah operasi bisa melihat sempurna," ucapnya.
Senada Bahrin (57) pasien operasi katarak dari Baturaja ini mengaku dua matanya kini tidak bisa melihat. "Awalnya kena mata kanan yang tidak bisa melihat dan ini sudah sejak satu tahun lalu. Namun sekitar satu bulan lalu mata kiri juga tidak bisa melihat. Jadi sekarang dua-duanya. Daftar kemarin di puskesmas daerah lewat online ada operasi katarak gratis jadi ikut,” sambungnya.
Mensos RI, Tri Rismaharini pun berdialog dan memberikan motivasi kepada pasien operasi katarak saat kunjungannya, kemarin. "Jangan takut bapak ibu, tidak sakit hanya kayak dicubit. Tiga hari sesetelah itu bisa terang melihat. Selama tiga hari cukup jadi orang cantik jangan lakukan aktivitas, cukup berdiam diri, jangan angkat berat dulu, jangan sering nunduk dan jangan kena air, wuduknya pakai tayamun," pesannya.
Ia juga meminta pasien yang masih menunggu giliran operasi jangan tegang. Sebab operasi katarak, tergolong operasi ringan dan bius yang digunakan juga bius lokal. Mensos kemudian fokus pada Robi, pasien operasi katarak yang usianya masih muda. "Usia kamu berapa, masih muda sekali. Kita juga akan melakukan pemeriksaan kepada keluarga kamu untuk pencegahan dini," ucapnya kepada pasien dan para petugas kesehatan agar melakukan tindakan lebih lanjut.
Dijelaskan, program operasi katarak ini dilakukan di beberapa daerah di Indonesia dan RSMH Palembang salah satu lokasi yang digelar 2 hari ini. "Operasi katarak ini menjadi program Kemenkes RI dalam menekan angka kebutaan karena ini tentunya juga merugikan negara," bebernya.
Diakuinya, Sumsel merupakan provinsi ketiga terbesar penderita katarak. "Tertinggi Jawa Timur, kedua NTB (Nusa Tenggara Barat), ketiga Sumsel," jelasnya. Kali ini ada 101 peserta operasi katarak Program Kemenkes RI, RSMH dan Perdami yang sebagian besar didominasi orang lanjut usia.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, dr H Trisnawarman MKes SpKKLP mengatakan sekitar 60 ribu lebih penderita katarak di Sumsel atau 3, 6 persen dari penduduk Indonesia. Sementara di Palembang saja ada sekitar 4-5 ribu penderita katarak.
Direktur Utama RSMH Palembang, dr Siti Khalimah SpKJ MARS mengatakan pasien berasal dari 18 puskesmas dalam kota Palembang, sisanya dari berbagai daerah. "Khusus pasien luar kota ada dari Ogan Ilir, OKU, Banyuasin, Empat Lawang, Muara Dua, Prabumulih," jelasnya didampingi Ketua Pelaksana, Dr Marta Hendry SpU(K) MARS dan Ketua Perdami Sumsel, dr Riani Erna SpM (K). Pasien terdiri dari lanjut usia, berasal dari keluarga kurang mampu, dan kondisi mata memang harus segera dioperasi. (nni/fad)