Berperang Melawan Cornelis de Houtman
Perjuangan Malahayati mencapai puncaknya dalam sebuah pertempuran epik di perairan Selat Malaka. Pasukan Kesultanan Aceh, yang dipimpin oleh Sultan Alauddin Riayat Syah Al-Mukammil, dibantu oleh dua orang laksamana, salah satunya adalah Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief.
Pertempuran tersebut berlangsung sengit, dan pasukan Kesultanan Aceh akhirnya meraih kemenangan. Namun, suami Malahayati tewas dalam pertempuran tersebut.
Mengetahui suaminya gugur dalam pertempuran, Malahayati bersumpah untuk melanjutkan perjuangan suaminya dan membalaskan dendamnya.
Tibalah saatnya ketika Cornelis de Houtman, seorang penjelajah dan pedagang Belanda, ditantang untuk bertarung dengan Malahayati.
Duel mereka berlangsung pada tanggal 11 September 1599 di geladak kapal Cornelis de Houtman. Meskipun lawannya adalah seorang pria dan bersenjatakan pedang, Malahayati tak gentar.
Dengan sabetan tajam dari senjata khas Aceh, Rencong, Malahayati berhasil menumbangkan Cornelis de Houtman. Tanggal inilah yang dicatat dalam sejarah sebagai hari kematian Cornelis de Houtman.
Akhir Perjuangan Laksamana Malahayati
Meskipun penuh dengan keberanian dan kegigihan, perjuangan Malahayati akhirnya berakhir pada tahun 1606. Saat pertempuran berkecamuk di perairan Selat Malaka melawan pasukan Portugis, Laksamana Malahayati gugur sebagai pahlawan sejati.
Jasadnya dikebumikan di Desa Lamreh, Kecamatan Majid Raya, Kabupaten Aceh Besar, sekitar 35 kilometer dari ibu kota Provinsi Aceh, Banda Aceh. Makam Laksamana Malahayati berada di puncak sebuah bukit kecil di sebelah utara Desa Lamreh.
Kisah luar biasa Malahayati adalah salah satu contoh nyata tentang keberanian, kecerdasan, dan tekad seorang perempuan yang mampu mengukir namanya dalam sejarah.
Keberaniannya menginspirasi bukan hanya para perempuan, tetapi seluruh masyarakat Indonesia. Ia adalah bukti bahwa perempuan memiliki potensi luar biasa dan mampu bersaing di semua bidang, termasuk dalam dunia militer.
Malahayati adalah pahlawan sejati yang pantas dihormati dan diabadikan dalam sejarah Indonesia. Semoga kisahnya terus menginspirasi generasi muda untuk tidak pernah takut bermimpi besar, berjuang tanpa kenal lelah, dan mengukir prestasi luar biasa, apa pun latar belakang dan jenis kelamin mereka.