MUSI RAWAS, SUMATERAEKSPRES.ID - Rumah dinas Bupati Mura di wilayah Megang, kota lubuklinggau, mendadak heboh. Pasalnya, ditemukan dua rusa peliharaan mendadak mati.
Dalam foto dan vidio yang beredar itu menampilkan petugas sat Pol PP Kabupaten Mura tengah mengevakuasi dua ekor rusa yang sudah mati dengan luka luka terkaman hewan buas.
Menurut pengakuan Ican, staf rumah Dinas Bupati Musi Rawas, jika total keseluruhan rusa yang di pelihara di pendopoan Bupati ada 4 ekor, sedangkan yang mati ada dua ekor.
"Kebetulan saya hanya mendapat laporan, laporan pertama dari pembersih mushola yaitu Mesi. Dia melihat ada rusa yang mati terkapar dan dia melapor ke Arum petugas jaga," katanya Ican saat dikonfirmasi, Rabu (8/11).
Selanjutnya, Arum langsung melapor kedirinya secara langsung. Dia mengaku mendapat laporan itu, Selasa (7/11) sekitar pukul 07.30 WIB. Setelah mendapat laporan, Ican langsung menuju ke rumah dinas Bupati Mura.
"Saya lihat di lokasi memang ada dua ekor rusa yang mati. Untuk luka lukanya di belakang paha ada daging yang hilang. Kami sudah melapor ke Dinas Lingkungan hidup dan mungkin sudah dilaporkan ke BKSDA," ucapnya.
Hari ini, petugas di rumah dinas Bupati tengah melakukan bersih bersih, untuk antisipasi agar insiden itu tidak terulang kembali.
"Nah itu saya luruskan, secara pribadi itu tidak mungkin Harimau. Kalau harimau itu tapaknya saja besar. Dan tidak mungkin meninggalkan hewan buruannya pasti di bawa," ungkapnya.
Dari jejak yang ditinggalkan, hanya lebar sekitar 10 Cm, namun pihaknya tidak mengetahui secar pasti jejak hewan apa yang terpantau disekitar lokasi tersebut.
"Kalau harimau logika saja, pasti telapaknya besar. Sejauh ini kejadian baru inilah terjadi. Untuk rusa memang diliarkan diseputaran dalam kandang," timpalnya.
Sementara itu, mantan Polisi hutan Musi Rawas dan Muratara, Firdaus megungkapkan. Jika areal seputar pendopoan Bupati Musi Rawas, memang dekat dengan areal hutan marga yang kini sudah masuk kedalam hutan TNKS.
Dari analisisnya, jika jejak hewan buas yang terdeteksi disekitar lokasi merupakan jejak macan dahan. "Bisa jadi itu jejak macan dahan karena ukuranya tidak terlalu besar. Karena diaekitar pendopoan itu dulunya memang hutan marga," timpalnya.
Dia memprediksi, jika macan dahan itu merupakan hewan yang keluar dan tersesat dari komunitasnya. Atau bisa jadi, hewan itu keluar mencari mangsa karena habitatnya sudah tergusur permukiman warga.
"Sekarang sudah banyak perumahan di sekitar lokasi itu, seperti kasus gajah kemarin itu sama. Hewan itu tidak mau mengganggu manusia dia takut, mungin tersesat dari keompok atau hewan itu habitatnya terganggu," tutupnya.
Sementara itu, Rusmin anggota BKSDA lahat yang membawahi wilayah Kabupaten Mura-Lubuklinggau-Muratara (MLM), mengungkapkan. Pihaknya masih menunggu informasi dari Pemda Mura terkait insident itu.