MURATARA KORANSUMEKS.COM - Bupati Muratara H Devi Suhartoni, ungkap alasan Pemda Muratara tidak mengambil pinjaman untuk atasi minimnya anggaran APBD.
Meski terseok seok dalam melakukan program pembangunan, dia menegaskan tidak ingin membenani estapet pembangunan selepas masa jabatannya. Pemangkasan anggaran dari Pemerintah pusat, beban piutang daerah hingga ratusan milyar rupiah, ditambah banyaknya fasilitas dan sarana publik yang belum terbentuk, dihadapi dengan langkah ekstrem oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Muratara 2020-2024. Baca Juga : Rusunawa Polres Muratara Diminta Segera Rampung Kondisi itu tentunya mendapat beragam kritikan tajam, dari beragam lapisan masyarakat. Baik dari politisi, masyarakat sipil, birokrat maupun tokoh masyarakat setempat. Bupati Muratara, H Devi Suhartoni, secara langsung merespon sejumlah keluhan itu melalui laman media sosialnya. Dia menegaskan, ada alasan khusus dibalik langkah ekstrem yang dia ambil, selaku Bupati Muratara dalam menjalankan roda peerintahan dan roda pembangunan. "Saya bisa utang uang ke bank atau ke Pemerintah Pusat untuk membangun Muratara di periode saya ini, seperti lazimnya dibuat banyak orang. Baca Juga : Pemda Muratara Bangun Komunikasi dengan Kemenparekraf Tetapi saya tudak mau meninggalkan utang kepada orang yang kelak melanjutkan estapet kepemimpinan saya, yang akan menganggu penataan Muratara," tulisnya. Menurutnya, di Muratara masih banyak sekali kekurangan dari beragam sisi. Seperti suplay air bersih yang macet, sungai kotor akibat tambang ilegal, jembatan gantung memerlukan perbaikan, jalan sentral antar kecamatan belum terkoneksi dengan baik, listrik belum stabil, fasilitas rumah sakit yang dibangun kurang, pengangguran produktif tinggi, ekonomi rakyat petani karet melemah. "Saya dan adinda ustad Innayah (Wakil Bupati, red) diamanahkan mengurus semua ini. Tentu banyak sekali kekurangan kami berdua, tetapi dalam hati yang dalam sama sama mejerit melihatnya," ungkapnya. Baca Juga : DWP Muratara ‘Turun Tangan’ Kawal Program GSMP Menurutnya, mereka berdua selaku Pemimpin di Kabupaten Muratara, akan berupaya semaksimal mungkin menyelesaikan peroblem itu, meski dalam pengamatanya semua permaslahan itu tidak 100 persen bisa terselesaikan. "Kami menata secara prioritas dicocokan dengan ketersediaan dan kekuatan anggaran, serta dikerjakan tepat dalam kualitas yang baik," timpalnya. Dengan penataan yang prioritas tertata baik, maka siapa pun kelak yang melanjutkan kepemimpinanya akan lebih mudah untuk kemajuan dan perubahan Muratara lebih baik kedepan. "Karena saat ini Pemerjntahan periode saya, terbebani utang Rp199 Milyar belum ditambah pemangkasan anggraan dari oust. Inibtentunya sangat menganggu program kami dalam membangun Muratara," tutupnya.(zul)
Kategori :