MURATARA, SUMATERAEKSPRES.ID - Suasana kejadian yang mendebarkan terjadi di desa Pangkalan, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Muratara, Provinsi Sumsel, jeritan histeris menggema dari para siswi SMA Surulangun Rawas.
Mereka baru saja pulang sekolah, mendadak menjadi viral di media sosial. Mereka menjadi korban aksi kekerasan brutal oleh sejumlah kelompok yang menghadang mereka di dalam angkutan desa.
Kejadian tragis ini terjadi pada Selasa (31/10) sekitar pukul 13.00 WIB. Sebuah video amatir yang diunggah oleh akun Tara Yusnita di media sosial memperlihatkan serangan kejam yang dialami oleh siswi-siswi ini.
Mereka terperangkap dalam situasi menakutkan di dalam angkutan penumpang, diserang secara berulang oleh sekelompok pemuda yang kejam.
BACA JUGA:Heboh, 22 Bungkus Diduga Sabu Ditemukan dalam Mobil Cayla di Jalan Ali Gatmir
BACA JUGA:2 Jenis Buaya Ini Bersarang di Sumsel. Selain Banyuasin, 8 Daerah Ini Habitatnya
Dalam video tersebut, terlihat tiga pemuda dengan kejam menyerang para pelajar, menyebabkan seorang siswi kelas 1 SMA Surulangun mengalami cidera fisik serius, termasuk memar, tekeles, benjol di kepala, dan trauma fisik.
Tara Yusnita, yang membagikan video tersebut, dengan tegas menyatakan bahwa ini adalah tindakan perundungan dan pemukulan terhadap anak di bawah umur.
Unggahan video ini mendapat reaksi luar biasa dari masyarakat. Camat Rawas Ulu, Yusnadi, membenarkan kejadian tragis ini dan menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan polisi dan pemerintah desa setempat untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, identitas korban maupun pelaku masih belum pasti.
Kepala Sekolah SMA Surulangun, Ali Gunawan, belum dapat memberikan konfirmasi resmi tentang siswanya yang menjadi korban.
BACA JUGA:Update Harga Emas atau Logam Mulia di Butik Antam Hari Ini, 31 Oktober 2023
Namun, konflik antara pelajar SMA Surulangun dan pelajar SMK Surulangun sering terjadi sebelumnya dan sempat memicu aksi tawuran.
Kapolres Muratara, AKBP Koko Arianto Wardhani, melalui Kasat Reskrim AKP Sopian Hadi, menyatakan bahwa pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait informasi ini.
Saat ini, polisi masih berada di wilayah Desa Belani, Rawas Ilir, melakukan monitoring dan pengamanan Pilkades. Informasi lebih lanjut akan disampaikan setelah penyelidikan selesai.
Masyarakat setempat menanti dengan nafas tegang, sambil berharap keadilan akan segera ditegakkan. (zul)