KORANSUMEKS.COM - Ada banyak cara yang dilakukan penipu demi menguras cuan korbannya. Kalau dulu terkenal dengan mama minta pulsa.
Nah, tren terbaru yang muncul sekarang adalah modus penipuan yang berkedok link undangan pernikahan. Surat undangan itu disebar melalui WhatsApp. Nomor yang mengirim surat undangan penipuan itu biasanya tidak ada di kontak kamu. "Surat undangan digital pernikahan. Kami harap kedatangan anda," tulis pesan WhatsApp tersebut. Nah, yang menjadi korban undangan ini adalah Derasmus Kenpolo, warga Kelurahan Naimata, Kecamatan Maulafa, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia mendapat undangan itu. Ketika istrinya membuka pesan tersebut. Derasmus mengatakan uangnya Rp 14 juta hilang. Padahal itu merupakan uang pinjaman. Baca juga : Insentif Kendaraan Listrik Bakal Terbit Baca juga : Ada Bansos Rp2 Juta untuk Anak SMA, Syaratnya.. Saat link itu dibuka. Lalu muncul pesan dari aplikasi Brimo mengenai aktivitas transfer dari rekening mereka ke sejumlah nomor rekening. Nah, kemudian keduanya panik dan mengubah password Brimo. Lalu, saat dicek uang dalam rekening mereka hanya tersisa Rp 25.000. "Kata BRI, rekening kami orang sudah bobol karena kami kasih nomor OTP. Saya jelaskan bahwa kami hanya buka undangan nikah, sehingga klik link untuk mencari tau siapa yang menikah," jelasnya. BRI sendiri memberikan peringatan kepada nasabahnya. BRI menyebut cara kerja penipuan itu berawal dari seorang penipu yang berpura-pura sebagai pihak pengirim undangan. Dia mengirimnya dalam bentuk APK. Undangannya disertai foto undangan pernikahan kepada korban. Nah, disini korban diminta untuk klik dan install APK tersebut. Baca juga : Langganan Beasiswa, Pecahkan Rekor Doktor Termuda Baca juga : Menggiurkan ! Beasiswa S2 ke Jepang, Kuliah Gratis dan Tunjangan Sebesar Rp21,2 Juta per Bulan Selanjutnya, korban harus menyetujui hak akses (permission) terhadap beberapa aplikasi yang ada di smarpthone korban. Disitu banyak data pribadi dapat dicuri. Termasuklah rahasia dari smartphone kamu. Bahkan, termasuk data bersifat pribadi dan berbagai informasi yang masuk melalui SMS. Termasuk data perbankan yang bersifat rahasia seperti OTP (One Time Password) dan data lainnya dapat diambil oleh fraudster. "Jadi, nasabah agar selalu waspada terhadap berbagai modus tindak kejahatan social engineering. Kerahasiaan data pribadi dan data transaksi perbankan harus terus dijaga. Tidak hanya oleh pihak bank, namun juga oleh nasabah," kata Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto. Dia mengimbau para nasabah agar lebih berhati-hati. Kemudian tidak mengunduh, meng-install, maupun mengakses aplikasi tidak resmi. "Lalu, jangan memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan yang bersifat rahasia (seperti user id mobile banking, password, PIN, OTP dan sebagainya) kepada pihak mana pun, termasuk yang mengatasnamakan BRI," pungkasnya. (rip/disway)
Kategori :