PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pemkot Palembang terus mendorong penurunan angka stunting. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, angka kasus tengkes dari 504 anak kini menjadi 497 anak per September 2023. “Ada penurunan meski belum signifikan, namun kita berupaya maksimal. Fokus kita menangani kemiskinan dan kasus tengkes di Palembang,” ujar Kepala Dinkes Kota Palembang, Fenty Aprina, kemarin (22/10).
Ia mengatakan pihaknya giat melakukan sosialiasi. Disamping mengedukasi masyarakat, pihaknya juga gencar memberikan bantuan makanan bergizi kepada keluarga yang tercatat memiliki dan berpotensi stunting. “Kita sudah bersinergi dengan semua pihak untuk mempercepat penanganan kasus tengkes. Kerja keras ini membuahkan hasil yang cukup besar. Dan ini menjadi cara jitu menurunkan kasus tengkes di Palembang,” kata Fenty.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya terus memasifkan program skrining hamil. Program ini merupakan upaya mendeteksi lebih dini kesehatan ibu hamil. Dengan begitu, potensi kelahiran anak dengan resiko tengkes bisa lebih diminimalkan. Karena itu selain skrinning kehamilan, asupan gizi ibu hamil juga menjadi bagian paling utama. “Memang skrinning rutin secara berkala wajib dilakukan ibu hamil. Dan itu yang kita lakukan,” jelasnya.
Komitmen Dinkes Palembang dalam program skrining kehamilan dibuktikan lewat kehadiran aplikasi Si-Cantik yang melibatkan pihak terkait seperti Rumah Sakit (RS), Puskesmas, dan lintas sektor lain yang peduli pelayanan kesehatan. “Tujuan utamanya tentu penanggulangan tengkes dan percepatan penurunan angka kematian ibu maupun anak,” jelasnya.
Penjabat Wali Kota Palembang, Drs Ratu Dewa MSi menjelaskan program skrining kehamilan dalam pencegahan tengkes juga dilakukan untuk merincikan, mengedukasi, serta sosialisasi detail terhadap calon ibu, agar bayi mereka terhindar dari kasus stunting. “Karena memang ada pendekatan khusus untuk penurunan angka tengkes dan kita fokus pada hal ini,” kata dia.
Pihaknya juga sudah mendorong dan mewajibkan camat, lurah dan semua perangkat daerah untuk bisa memaksimalkan upaya pencegahan dan penanganan tengkes di Palembang. “Semuanya harus bergerak. Kami meminta agar semua perangkat daerah hingga tingkat kelurahan melaporkan dan aktif mendata masyarakat di lingkungannya yang berpotensi tengkes,” pungkasnya. (tin/fad)