PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Untuk menekan angka inflasi Sumsel menjadi salah satu program prioritas Pemprov Sumsel. Karenanya Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Agus Fatoni, mengimbau daerah melakukan refocusing anggaran untuk penangganan inflasi. "Silakan daerah me-refocusing anggaran untuk menekan inflasi," katanya saat memberikan sambutan pada pembukaan Pangan Murah Serentak dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia dan Rakor Pengendalian Inflasi di halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Senin (16/10).
Dia menjelaskan inflasi menjadi penting karena menyangkut kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Ketika inflasi atau kelangkaan komoditi terjadi akan berdampak luas, makanya inflasi perlu dijaga. Kata Fatoni, pergeseran anggaran bisa dilakukan terhadap belanja tak terduga (BTT) atau dana sisa lelang.
"Ambil anggaran yang memang bisa ditunda atau tidak urgent untuk dialokasikan ke inflasi dan ini sudah pernah kita lakukan saat Covid-19 melanda," ungkap dia.
Dikatakan inflasi dipicu berbagai faktor termasuk Indonesia dan sejauh ini Sumsel berhasil menekannya. Hal itu berkat kerja sama stakeholder, baik instansi vertikal, OPD, tokoh, serta seluruh elemen masyarakat dalam menjaga inflasi.
"Menekan inflasi menjadi fokus utama. Tak hanya tugas Pemda tetapi semua dan harus ditanggani bersama,” bebernya. Sementara memperingati Hari Pangan Sedunia, Pemprov Sumsel melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel turut mengadakan Gerakan Pangan Murah (GPM). “GPM ini serentak seluruh Indonesia. Di Sumsel kita gelar di halaman kantor DKPP,” tuturnya.
Berbagai produk pangan ada di GPM, seperti beras, minyak, gula, telur, daging dan lain-lain. Bahkan Bulog menyediakan paketan yang dijual Rp67 ribu, isinya beras SPHP 5 kg dan minyak 1 kg atau beras SPHP 5 kg dan gula 1 kg. Kemudian telur 1 kg ada yang Rp21 ribu per kg dan Rp23 ribu per kg. Gula Rp15 ribu per kg, tepung Rp12 ribu per kg, bawang putih Rp36 ribu per kg, bawang merah Rp21 ribu/kg, cabai Rp25 ribu/kg.
"Kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dan menjaga stabilitas harga," terangnya. Sepanjang tahun ini GPM berlangsung 13 kali dari target 19 kali kegiatan, masih sisa 6 GPM lagi hingga Desember mendatang. Kemudian launching Toko Kepo (kebutuhan pokok) yang ada. "GSMP juga masih perlu digencarkan, lalu setop boros pangan, dengan kata lain hemat pangan juga harus disosialisasikan," katanya.
Kepala DKPP Sumsel, Ruzuan Effendi mengatakan GPM di Sumsel diadakan di enam kabupaten/kota, yaitu OKU Timur, OKI, Musi Rawas, Muara Enim, Lubuklinggau dan OI. "Selisih harga jual dari pasaran Rp1.000-Rp2.000. Kita juga buka Toko Kepo yang menjual kebutuhan pangan dari petani," katanya. (yun/fad)