JAKARTA – Fenomena El Nino diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) akan terus berlangsung hingga awal 2024.
Saat ini masih melanda banyak negara, termasuk Indonesia. Pemerintah pusat mewanti-wanti agar semua pihak mencermati dan mengantisipasi dampak yang mungkin ditimbulkan.
Supaya tidak meluas ke berbagai sektor yang sedang mengalami tren pertumbuhan.
Imbauan itu disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.
BACA JUGA:Dampak El Nino: Debu dan Swabakar Meningkat, Masyarakat Rentan Terkena ISPA
Katanya, potensi dampak El Nino ini kalau tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan risiko bencana yang besar.
“Saat ini diperkirakan ada 3,46 juta keluarga pada 3.281 desa berpotensi tinggi mengalami kerawanan kekeringan akibat El Nino,” bebernya.
Dari jumlah tersebut, sekitar 8,84 persen merupakan keluarga yang masuk dalam kategori miskin ekstrem.
Apabila tidak ada langkah pengurangan risiko bencana yang tepat, maka El Nino akan dapat memperparah kemiskinan. Juga menurunkan ketahanan masyarakat terhadap bencana.
Muhadjir yakin, kementerian/lembaga terkait termasuk jajaran BNPB dapat mengantisipasi dampak dari fenomena El Nino. Terlebih kolaborasi telah dilakukan dengan penggunaan teknologi canggih.
Pemerintah telah berupaya mengubah paradigma penanggulangan bencana dari responsif menjadi pengendalian risiko.
Diwujudkan dengan memaksimalkan kapasitas, mengurangi kerentanan, serta mengeliminasi bahaya.
Muhadjir minta kepada seluruh pihak mencegah terjadinya kerusakan alam dan bencana yang menyertainya akibat dari eksploitasi alam.
BACA JUGA:Ancaman El Nino, Sumatera Selatan Perkuat Cadangan Beras Nasional