PALEMBANG - Patologi Klinik, dr Phey Liana SpPK menjelaskan severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV-2) merupakan penyebab pandemi Covid-19. Pandemi ini secara global memiliki case fatality rate (CFR) sebesar 1,2 persen, sementara di Indonesia nilai CFR-nya mencapai 2,6 persen.
Berbagai faktor turut memperantarai kejadian kematian pada pasien Covid-19, baik dari faktor demografik seperti usia dan jenis kelamin hingga kelainan pada pemeriksaan laboratorium. Salah satu faktor yang dapat berpengaruh adalah pembentukan neutrophil extracellular traps (NETs) yang tidak terkontrol.Hal ini didasari keterkaitan NETs dengan neutrofil sebagai salah satu sel darah putih yang merespon infeksi. "Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar neutrophil extracellular traps pasien Covid-19 serta menilai perannya beserta faktor risiko demografik, klinis dan laboratorium sebagai prognostic survival 1 bulan pada pasien Covid-19," katanya. Baca Juga : Beri Manfaat Bagi MasyarakatIa mengatakan penelitian ini menghasilkan model prognostik 2 sebagai model terbaik untuk menilai prognosis pasien Covid-19 saat masuk RS dengan akurasi 73 persen, sensitivitas 95 persen, spesifisitas 51 persen, nilai prediksi positif 67 persen, dan nilai prediksi negatif 91 persen untuk onset ≥ 7 hari dan akurasi 78%, sensitivitas 92%, spesifisitas 63%, nilai prediksi positif 72% dan nilai prediksi negatif 88% untuk onset < 7 hari. “Kemudian pada sistem skoring, model prognostik 2 distratifikasi untuk onset ≥ 7 dan < 7 hari. prognosis baik untuk onset ≥ 7 dan < 7 hari. apabila mempunyai skor 0 – 1. prognosis buruk untuk subyek dengan onset ≥ 7 hari apabila mempunyai skor 2 – 6. sementara itu prognosis buruk untuk onset < 7 hari apabila mempunyai skor 2 – 5,” rincinya.
Hasil penelitian diharapkan membantu pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian. “Tak kalah penting memberikan kontribusi berupa dihasilkannya suatu skor prognosis untuk memprediksi kematian pada Covid-19. Skor prognostik yang dihasilkan dapat digunakan untuk membantu skrining pasien Covid-19 saat masuk RS,” jelasnya. Baca Juga : Pertamina Tekan Emisi KarbonSkor prognosis pada penelitian ini merupakan langkah awal yang perlu dilanjutkan dengan validasi terkait skor prognosis pada pasien Covid-19. Bila didapat hasil validasi skor tersebut baik, maka skor prognosis dapat diterapkan sehingga bisa membantu petugas kesehatan di fasilitas kesehatan yang paling sederhana hingga RS rujukan. “Dengan demikian, penanganan pasien Covid-19 akan lebih cepat pada akhirnya dan berdampak penurunan angka morbiditas dan mortalitas pasien Covid-19,” pungkasnya. (nsw/fad)
Kategori :