*Periode 7-12 Oktober, Potensi Awan Penghujan Tinggi
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pemerintah melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperpanjang teknik modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan pada 7-12 Oktober di Provinsi Sumsel. Ini lantaran potensi awan penghujan masih cukup tinggi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), M Iqbal Alisyahbana menjelaskan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Deputi Darurat BNPB terkait pelaksanaan TMC di Sumsel. “TMC sudah berjalan sejak 1-6 Oktober dan diperpanjang 7-12 Oktober," ungkapnya, kemarin.
Diakuinya, pada 1-6 Oktober pihaknya telah melakukan TMC di atas wilayah Sumsel dengan frekeuensi 1-2 kali penerbangan. Dimana ada 1.000 kilogram garam ditebar dalam satu kali sorti. “Jadi selama itu, kita lakukan TMC 1-2 kali sorti. Ini menyesuaikan dengan kondisi sedikit atau banyaknya awan penghujan yang ditemukan. Namun potensi awan penghujan pada 7-12 Oktober cukup besar, Insya Allah bisa 2-3 kali sorti per hari,” ucapnya.
Pelaksanaan TMC ini, kata Iqbal, dilakukan mengingat masih cukup besar dan meluasnya kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel. “Koordinasi kami dengan Pemerintah Pusat, memang kami lakukan secara intens termasuk dalam pelaksanaan TMC. Makanya hingga sekarang pesawat TMC masih di-standby-kan di Palembang,” jelasnya.
Penjabat Gubernur Sumsel, Agus Fatoni mengatakan TMC di Sumsel menjadi salah satu ikhtiar Pemprov Sumsel dalam memadamkan karhutla yang hingga saat ini masih terjadi. “Banyak sekali upaya yang kita lakukan, salah satunya dengan TMC. Kita sudah ajukan kembali penambahan pelaksanan TMC di Sumsel,” jelasnya.
Selain TMC, pihaknya juga berkoordinasi dengan TNI, Polri, Manggala Agni dan pemerintah kabupaten/kota untuk menambah personel pemadaman karhutla di Sumsel. “Personel di daerah karhutla akan ditambah lagi agar lebih maksimal memadamkan kebakaran lahan, dan kita juga memaksimalkan water bombing,” jelasnya.
Ia menerangkan pihaknya akan melakukan pergeseran anggaran di pemerintah, baik provinsi maupun daerah dalam upaya menekan semakin luasnya daerah kebakaran lahan. “Untuk anggaran masih kita hitung lagi dan kita carikan sumbernya, baik dari pemda maupun swasta. Kita alokasikan khusus untuk upaya pemadaman karhutla,” ungkap Agus. (yun/fad/)