Antisipasi Dini Kabut Asap

Minggu 01 Oct 2023 - 20:05 WIB
Oleh: Edi Purnomo

SUMATERAEKSPRES.ID - Tulisan ini bentuk keprihatinan terhadap dampak yang ditimbulkan akibat kabut asap semakin hari kian pekat. Sampai tercium di dalam rumah, membuat sesak pernafasan, mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama kegiatan pendidikan.

Mungkin sudah ada usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi bencana tahunan ini, seperti sosialisasi spanduk, forum diskusi, pelatihan tanggap darurat bencana, bahkan meminta hujan dengan berdoa kepada Tuhan. Mengantisipasi dampak buruk kabut asap ini bisa juga dilakukan melalui green behaviour sejak dini.

Ekoliterasi Melalui Green Behaviour

Ekoliterasi merupakan kesadaran manusia dalam menjaga dan melestarikan alam. Kesadaran tersebut dapat dimiliki individu melalui proses pembelajaran sepanjang hayat yang pada akhirnya akan membentuk pengetahuan, sikap, watak, dan keterampilan dalam mengolah serta melestarikan alam sekitar.

Green behaviour adalah perilaku menjaga dan memelihara lingkungan hidup yang dilakukan karena adanya kesadaraan dan rasa tanggung jawab atas kelestarian alam semesta. Pada dasarnya manusia mempunyai rasa memiliki dan mencintai alam tempat dirinya hidup sehingga seharusnya manusia mampu belajar berhadapan dengan lingkungannya. Green behaviour harus terwujud menjadi tindakan yang dilandasi oleh nilai, norma, dan kasih sayang terhadap alam semesta.

Green behaviour merupakan refleksi dari tanggung jawab serta kepedulian terhadap lingkungan yang harus ada dan dimiliki oleh setiap manusia. Pembentukan perilaku manusia terhadap lingkungan berhubungan dengan sikap dan nilai yang bersumber dari pengetahuan, perasaan, dan kecenderungan dalam bertindak. Hal yang menarik dari green behaviour dalam hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya adalah identitas tempat dan kesadaran lingkungan.

Mengakhiri Dampak Kabut Asap

Kabut asap karena kebakaran hutan lahan merugikan manusia, alam, dan lingkungan sekitar. Terlebih aktivitas pembelajaran di luar kelas terganggu akibat mulai pekatnya kabut asap. Polusi udara yang merugikan kesehatan manusia, menjadi sumber penyakit akut, seperti paru-paru, infeksi saluran pernafasan, batuk, pilek, muntaber, bahkan menyebabkan terjadi kecelakaan di jalan raya.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan guna mengendalikan kabut asap akibat karhutla, yaitu membuat peta kerawanan kebakaran, memantau dan merekayasa cuaca atau iklim, akumulasi bahan bakar, gejala rawan kebakaran, menyiapkan regu pemadam kebakaran, membangun menara pemantau atau pengawas, penyiapan peralatan pemadam, membuat sekat bakar, membentuk organisasi penanggulangan kebakaran hutan lahan, menciptakan teknologi modifikasi cuaca, serta melakukan water bombing menurunkan jumlah hotspot.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka sebaiknya jaga kesehatan diri dan keluarga dengan cara sebagai berikut: (1) Mengurangi aktivitas di luar ruangan. Mengurangi aktifitas di luar ruangan agar terhindar dari dampak buruk polusi udara, seperti terganggunya sistem pernapasan, sistem penglihatan (mata perih, gatal, dan gangguan lainnya), mengakibatkan batuk pilek, mengganggu kerja paru-paru, melemahkan otot tubuh (pingsan akibat menghirup asap), dan infeksi saluran pernapasan akut;

(2) Membiasakan memakai masker atau kain penutup. Apabila kita beraktivitas di luar ruangan, apalagi sebagai pendidik dan peserta didik yang harus pergi ke sekolah atau kampus, sebaiknya gunakan masker atau kain penutup, setidaknya untuk meminimalkan paru-paru terhadap isapan asap berlebihan; (3) Memperbanyak minum air putih agar peredaran darah lancar ke semua organ dan tidak cepat lemas;

(4) Menutup tempat penampungan air bersih. Penampungan air bersih untuk konsumsi sehari-hari harus ditutup agar tetap steril dan terhindar dari penyebaran jentik nyamuk yang berbahaya terhadap kesehatan kita; (5) Mulailah berhentilah merokok. Ayo stop merokok agar udara di sekitar bersih dan tidak menyebabkan penyakit paru-paru, batuk, pilek, dan ispa.

Jika perlu perbanyak mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan kekebalan dan daya tahan tubuh; dan (6) Membiasakan pola hidup bersih dan sehat. Dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang, beristirahat cukup, membiasakan cuci tangan sebelum dan setelah makan; (7) Menutup jendela dan pintu dengan rapat. Menutup pintu rumah, kantor, dan mobil haruslah rapat barulah menghidupkan AC diubah ke mode recirculate;

(8) Meminta turun hujan melalui sholat Istisqo’ dan menciptakan hujan buatan. Mengundang hujan turun dengan sholat berjamaah dan berdoa agar hujan segera turun. Bisa juga dengan menyemai garam membuat hujan buatan sebagai usaha menciptakan dan mempercepat terjadinya hujan dan mempengaruhi proses terjadinya awan. Semoga bencana dan derita asap ini segera berakhir dan tidak terjadi lagi sampai menimbulkan korban. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait