* Dinas Pendidikan Koordinasi Dinkes
SUMATERAEKSPRES.ID - Kondisi udara yang sudah tak lagi sehat setiap malam hingga pagi juga jelang mulai dirasakan mengganggu. Masuk ke dalam rumah. Ancaman bagi kesehatan masyarakat.
“Cuma kamar yang lumayan aman. Itu pun karena pakai AC. Di ruang tamu dan lainnya, masuk asap semua. Mata pedih, nafas sesak,” ujar Diah, warga Sukarami, Palembang kemarin. Ia berharap, sekolah bisa diliburkan sementara. “Kasihan anak-anak. Pergi pagi ke sekolah dalam kondisi asap pekat,” cetusnya.
Dinas Pendidikan (Disdik) Palembang sudah mengeluarkan edaran untuk semua sekolah. "Kita imbau kepada seluruh kepala sekolah, guru dan siswa di sekolah negeri maupun swasta untuk jaga pola hidup bersih dan sehat, menggunakan masker saat keluar rumah,” jelas Kepala Disdik Palembang, Ansori, kemarin.
Bagi yang alami gangguan kesehatan, sebaiknya langsung mendatangi fasilitas kesehatan terdekat. “Iya, memang sudah ada edaran berisi imbauan kewaspadaan dan kesigapan mengenai dampak asap,” ujar Kepala SD Negeri 189 Palembang, Rita Purnamasari SPd MSi.
Tapi untuk edaran belajar daring atau pengunduran waktu belajar sejauh ini belum ada. “Kita imbau para siswa untuk mengenakan masker. Untuk olahraga dan ekstrakurikuler Pramuka, pembelajarannya di dalam kelas,"jelasnya.
Ketua PGRI Sumsel, H Ahmad Zulinto SPd MM menyarankan Disdik Sumsel dan kabupaten kota untuk mempertimbangkan kembali pembelajaran daring. Terutama yang banyak terjadi karhutla.
“Untuk menjaga kesehatan anak didik, lebih bijak jika proses pembelajaran dilakukan secara daring sementara waktu. Saya meyakini hal ini merupakan opsi yang dapat diambil saat ini,” tutur Zulinto.
Disdik Sumsel juga sudah keluarkan surat edaran tentang penanganan dampak polusi udara pada SMA Negeri/Swasta di Sumsel. "Untuk seluruh kepala sekolah yang sekolahnya terdampak, bisa melakukan langkah-langkah penanggulangan," beber Kabid SMA Disdik Sumsel, Drs Joko Edi Purwanto MSi.
Salah satu poin, apabila polusi udara dalam status yang membahayakan, maka kepala sekolah segera berkoordinasi dengan Plt Kepala Disdik Susmel melalui Kabid SMA untuk mengambil langkah-langkah proporsional dan procedural. Antara lain pengurangan jam belajar. Atau pembelajaran dilakukan secara kombinasi Iuring dan daring atau full daring
"Untuk pelajaran olehraga sebaiknya dilakukan di dalam kelas terlebih dahulu. Hindari kegiatan diluar kelas guna mengantisipasi hal tidak diinginkan," sambungnya.
Kepala SMA Negeri 18 Palembang, H Heru Supeno SPd MSi mengatakan, pihaknya membentuk satgas dampak polusi udara di sekolah. "Kami mengimbau kepada orang tua, siswa dan warga sekolah untuk menyiapkan masker jika diperlukan," jelasnya. Sekolah juga menyediakan masker untuk anak-anak. Kemudian akan menyiapkan jadwal pelajaran alternatif, pengurangan jam atau daring sesuai situasi dan kondisi. "Kami juga siapkan ruang isolasi UKS dan tabung oksigen," tukasnya.
Terpisah, Kabid P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, Yudi Setiawan menyampaikan, terkait aktivas belajar mengajar sekolah, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Disdik.
Yudi menyampaikan, dampak kabut asap terhadap ISPA secara harian juga meningkat. Pada 23 September, kasus ISPA tercatat 492. Pada 25 September menjadi 721 kasus. "Ini data harian, Kita lihat situasi kalau meningkat terus dalam 2 atau 3 hari ini," jelasnya.