*Takut Dicerai, Bekap Anak Angkat Pakai Bantal
*Kasus Tewasnya Siswi SD, Kehabisan Napas
SEKAYU, SUMATERAEKSPRES.ID – Kejanggalan dari tewasnya Indah Rumana (11), di dalam kamar rumah orang tua angkatnya, Selasa (12/9) terungkap.
Siswi SD kelas 6 itu ternyata benar dibunuh.
Pelakunya, Ramini (44), ibu angkat korban sendiri. Atas desakan suaminya alias bapak angkat korban, Purnomo (53).
Peristiwa yang sempat bikin geger itu terjadi di rumah mereka di Dusun 1, Desa Purwosari, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
Pada pukul 06.00 WIB, di hari korban ditemukan tak bernyawa, tersangka Purnomo berdalih hendak membangunkan anak angkatnya itu supaya tidak terlambat ke sekolah.
Tapi katanya korban tak kunjung bangun, Purnomo mengaku mendobrak kamar dan mendapati korban sudah tidak bernyawa.
Para tetangga berdatangan setelah mendengar teriakan Ramini dan Purnomo, yang pura-pura syok. Bahkan, Purnomo sempat pingsan.
Ternyata belakangan terkuak, semua itu sandiwara yang dijalankan pasangan suami istri ini. Sebagai alibi agar lolos dari sangkaan pembunuhan terhadap korban.
"Saat melakukan olah TKP dan memeriksa keterangan keduanya, banyak sekali kita temukan ketidakwajaran.
Karenanya kita melakukan pengungkapan secara science, lakukan visum dan proses autopsi.
Terungkap kalau korban meninggal akibat kehabisan napas," jelas Kasat Reskrim Polres Muba AKP Morris Widhi Harto SIK didampingi Kapolsek Lais AKP Hendra Sutisna di Mapolres Muba, Jumat (15/9) siang.
BACA JUGA : Anak Buahnya Diduga Terkait Kasus Investasi FEC, Gubernur Sumsel Tunggu Laporan IniPetugas lalu mendalami pemeriksaan terhadap kedua tersangka yang menjadi ibu dan ayah angkat korban. Menginterogasi mereka.
Menunjukkan sejumlah bukti dan kejanggalan dari tewasnya korban. Ramini akhirnya mengakui perbuatannya membunuh korban.
Pengakuannya, pada Senin malam, saat korban sedang tidur di kamarnya, Ramini masuk dan langsung membekap wajah korban dengan bantal.
Juga menekan kedua kaki korban dengan lutut hingga anak angkatnya itu tak bisa bergerak melakukan perlawanan.