*Berkisar 12-18 Persen per Tahun
PALEMBANG - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menilai bunga pinjaman dari perusahaan Fintech atau pinjaman online masih tinggi. Tercatat saat ini bunga di fintech berkisar antara 12-18 persen/tahun. Menurut Teten, bunga yang tinggi menjadi persoalan tersendiri dalam mempermudah UMKM mengakses pembiayaan. Di sisi lain, fintech mampu menjadi alternatif solusi pembiayaan bagi UMKM yang selama ini kesulitan mengakses pinjaman ke perbankan, karena terganjal persyaratan kolateral (jaminan). “Kesehatan UMKM yang terpenting bisa membayar kembali pinjaman, maka diharapkan bunga lebih berani untuk diturunkan.Saya optimistis, penurunan bunga di fintech bisa terjadi dan menjadi pertimbangan bagi perbankan juga untuk berani memberikan pinjaman ke UMKM tanpa agunan,” kata Teten dalam konferensi pers AFPI (Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia) UMKM Digital Summit 2023, kemarin.Teten menyebut, yang terpenting pihaknya menyepakati bagaimana membangun ekosistem yang sehat agar setiap rupiah yang dipinjamkan kepada UMKM tidak akan macet karena cashflow usaha mereka sudah bisa terhubung dengan offtaker (buyer). Misalnya, kata Teten, dengan membangun klaster agriculture maupun aquaculture yang menghubungkan antara lembaga pembiayaan dengan petani. “Peran agregator menjadi bagian penting dalam mengembangkan UMKM,” ujar Teten. Di sisi lain, ia juga mengapresiasi, sebesar 96 persen sektor keuangan dalam ekonomi digital dikuasai oleh lokal yang dapat dijadikan benchmark bagi sektor lain. Berbeda dengan sektor e-commerce yang justru lebih dikuasai oleh asing dan hanya sebesar 44 persen dikuasai lokal.
“Sehingga ada yang salah dalam mengatur transformasi digital. Ini yang sedang kita bereskan supaya terbangunnya infrastruktur internet jangan sampai kemudian dinikmati oleh asing,” ucap MenKopUKM.Maka dari itu, Teten juga mengimbau UMKM agar terus mengadopsi kemajuan digital, sehingga kesehatan usaha UMKM bisa menjadi track record. Selain itu, UMKM juga dianjurkan untuk memiliki business plan. “Karena pengalaman kami, banyak UMKM yang tak punya business plan, padahal mereka punya potensi bisnis yang besar dengan dukungan bahan baku dan captive market,” jelasnya. (fad)
Kategori :