Pemberian EVOO Cegah HFS pada Pasien Kemoterapi Kanker

Rabu 13 Sep 2023 - 18:58 WIB
Reporter : Edi Purnomo
Editor : Edi Purnomo

*Doktor Baru FK Unsri Dr dr Yenni Dian Andayani SpPD K-HOM

SUMATERAEKSPRES.ID - Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (FK Unsri) kembali melahirkan seorang doktor.

Dia, Dr dr Yenni Dian Andayani SpPD K-HOM. Ia berhasil gelar doktor setelah berhasil meneliti upaya mengatasi efek samping obat kemoterapi.

Hasil penelitian Dr dr Yenni Dian Andayani SpPD K-HOM dituangkannya dalam disertasi yang berjudul Pengaruh Pemberian Extra Virgin Olive Oil (EVOO) terhadap Kadar COX-2, Malondealdehhyde (MDA), TNF-alfa dan Angka Kejadian Hand Foot Syndrome (HFS).

"Selama ini efek samping obat kemoterapi pada pasien kerap kali menghambat pengobatan yang tengah dilakukan pada pasien penderita kanker," ungkap Yenni.

Salah satu efek samping obat kemoterapi adalah Hand Foot Syndrome (HFS). Yaitu kelainan pada kulit tangan dan kaki.

Gejalanya berupa kemerahan, bengkak nyeri. Pada kasus yang berat, terjadi melepuh yang diakibatkan penggunaan obat Capecitabine.

Obat Capecitabine ini sering digunakan pada pasien kanker karena mudah digunakan. Dapat diberikan secara oral.

“Efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibanding obat kemoterapi yang lain,” jelasnya.

Dan yang paling penting, mempunyai efektivitas yang sama dengan obat yang diberikan lewat suntikan. Pada pasien yang diberikan capecitabine monoterapi, pasien tidak memerlukan rawat inap.

Dasar pathogenesis terjadinya HFS belum jelas. Ada beberapa hipotesis. Salah satu hipotesis yang diyakini peneliti, capecitabine dapat meningkatkan COX-2.

Yakni akan merangsang Prostaglandin dan menyebabkan reaksi peradangan (HFS) pada kulit tangan dan kaki.

“EVOO diteliti karena mempunyai potensi untuk mencegah HFS karena mempunyai sifat anti COX-2,” bebernya. 

Metodologi penelitian adalah pilot study dengan desain penelitian randomized parallel controlled clinical trial.

Populasi diambil dari pasien kanker kolorektal dan kanker payudara rawat inap dan rawat jalan, yang menggunakan capecitabine di RSMH palembang.

Terdapat 60 subjek penelitian yang dibagi dalam tiga kelompok, yakni kelompok capecitabine + 30 ml EVOO, kelompok capecitabine + ELOO 30 ml dan kelompok kontrol (hanya capecitabine) diberikan selama 3 siklus.

Pasien dicatat gejala HFS dan diambil darah untuk diperiksa marker inflamasi COX-2, MDA, TNF-α pada H0, H42, H63.

“Dari hasil penelitian itu menunjukkan, pemberian EVOO pada pasien yang menjalani kemoterapi capecitabine dapat mencegah terjadinya HFS,” jelas Yenni.

Kejadian HFS hanya terjadi 15 persen pada pasien yang mendapatkan EVOO. Terbukti, EVOO menurunkan angka kejadian HFS sebanyak 82,8 % dibandingkan kelompok yang tidak mendapat EVOO.

Terjadi penurun kadar COX-2 pada kelompok EVOO dibanding kelompok ELOO dan kelompok kontrol.

“Dengan hasil penelitian ini, dapat disarankan penambahan EVOO pada pasien-pasien yang menggunakan kemoterapi capecitabine untuk mencegah HFS,”pungkasnya.(kms)

Tags :
Kategori :

Terkait