OKU TIMUR, SUMATERAEKSPRES.ID – Sebagai daerah penghasil pangan, OKU Timur juga mengalami kenaikan harga beras.
Misalnya beras di Martapura, harga beras antara Rp 12.000 hingga Rp 13.500 per kilogram.
Bupati OKU Timur H Lanosin mengatakan naiknya harga beras justru angin segar bagi petani di OKU Timur.
"Sebelum ini NTP (nilai tukar petani) ini sempat menjadi kendala bagi para petani, saat ini NTP telah melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET)," kata Bupati Selasa (12/9).
Dijelaskannya, tingginya harga beras saat ini memang berdampak terhadap masyarakat, khusus bagi daerah bukan penghasil pangan.
Sehingga untuk mengatasi inflasi ini pemerintah daerah harus turun melakukan penyeimbangan harga.
"Jadi intruksi pemerintah pusat, masyarakat yang terkena imbas dampak inflasi ini akan mendapatkan bantuan beras.
Namun saat ini kita masih menunggu intruksi, kapan beras bantuan itu akan dìbagikan," ungkapnya.
Selain bantuan dari pemerintah pusat, Pemkab OKU Timur juga saat ini tengah menyiapkan bantuan untuk masyarakat yang terdampak inflasi tersebut.
"Kita juga akan menyiapkan bantuan untuk masyarakat terdampak inflasi dan harga beras tinggi ini.
Kemudian, kita juga akan mencarikan solusi agar harga beras ini bisa dìseimbangkan," jelas Linosin.
Ia juga menghibau agar para petani yang melakukan tanam ke 3 atau IP300 tidak menjual semua hasil panennya, karena tergiur dengan harga tinggi.
Namun, ia menyarankan agar petani juga bisa menyetok hasil panennya untuk kebutuhan pangan sendiri. Sehingga stok kebutuhan pangan, terkhusus beras masih stabil dan aman.
"Kita juga telah mengintruksikan dinas terkait agar bisa menghimbau para petani untuk tidak menjual semua hasil panen," tuturnya.
Sebab, lanjutnya, situasi yang kurang baik ini, petani juga harus menyetok hasil panen. “Jangan cuma tergiur harga tinggi, tetapi nantinya stok pangan tidak ada," pungkasnya. (lid)
Sementara itu, Ratno salah satu petani di BK 11 Belitang OKU Timur mengaku sebagai petani justru senang jika harga beras naik.
Dia mengatakan harga gabah kering ditingkat petani mencapai Rp 6.500 per kilogram. Sementara harga beras ditingkat petani lebih dari Rp 11.300 per kilogram.
"Harga beras dan gabah tinggi ini memang diharapkan petani," katanya.
Sisi lain bagi masyarakat yang bukan petani justru merasa kesulitan dengan kondisi harga beras saat ini.
"Semestinya sebagai daerah lumbung pangan, pemerintah bisa melakukan penyeimbang terhadap harga beras," kata Yanto warga Martapura.(lid)