SUMATERAEKSPRES.ID - Hujan ringan turun membasahi Kota Palembang. Tidak lama, juga tidak merata.
Tapi setidaknya lumayan untuk menghilangkan debu yang berterbangan di udara. Buat kondisi sedikit segar setelah tiga hari berturut-turut kualitas udara kota pempek tidak sehat.
Dari pantauan radar dan model cuaca BMKG menunjukkan ada peningkatan potensi pembentukan awan dan terjadinya hujan pada banyak wilayah di Sumsel.
“Jatuhnya hujan pada saat ini tentu sangat dinanti karena dapat membasahi tanah dan lahan yang kering serta membantu meredam terjadinya karhutla,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, Wandayantolis.
Namun, hujan yang turun setelah periode kering umumnya ber-pH rendah. Dengan kata lain, air hujan ini memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Hal ini terjadi karena udara saat kemarau dipenuhi partikel debu dan polutan dari permukaan tanah.
BACA JUGA : Cuaca Panas Tekan Produksi KaretAir hujan sendiri bersifat pencuci udara yang akan membawa turun debu, partikulat ataupun polutan lain jatuh ke tanah.
Kondisi air hujan tersebut mengandung banyak zat pencemar yang pada akhirnya meningkat keasaman air hujan tersebut.
“Sebaiknya hindari kontak dengan air hujan pada periode kemarau,” bebernya. Sebab, dari banyak studi, dilaporkan hujan yang lebih asam akan dapat menggangu kesehatan.
Seperti menyebabkan iritasi, gatal-gatal pada kulit yang terkena air hujan tersebut.
Pada kondisi keasaman yang sangat parah, air hujan tersebut menjadi korosif. Dapat merusak peralatan atau pun perangkat yang berbahan logam. (*/mh)