*Kabut Asap, Terapkan PHBS dan Pakai Masker
PALEMBANG , SUMATERAEKSPRES.ID- Peningkatan kasus Infeksi Saluran Penafasan Akut (ISPA) terjadi lagi di Provinsi Sumatera Selatan.
Terutama pada musim kemarau ini, tepatnya Juli dan Agustus, lonjakan kasus ISPA sudah mulai terlihat dari semula 31.000 kasus, naik menjadi 35.000 kasus.
"Sejak masuk musim kemarau, ada penambahan 4 ribu kasus pada Juli ke Agustus 2023.
Penambahan kasus ini berdasarkan laporan kabupaten/kota di Sumsel," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumsel, dr Trisnawarman, Kamis (7/9).
Ia mengatakan, kabut asap yang mulai melanda sebagian wilayah Sumsel juga menjadi pemicu dan faktor naiknya kasus ISPA di daerah itu. Kasus terbanyak ditemukan di Palembang.
"Kami sudah melayangkan edaran ke Kadinkes kabupaten/kota dan masyarakat terkait antisipasi hal ini.
Kita harapkan kepada masyarakat, jika kualitas udara melebihi ambang batas atau memburuk jangan ke luar rumah. Kalaupun terpaksa harus memakai masker," kata dia.
Ia menjelaskan imbauan menggunakan masker untuk melindungi diri dan menjaga kesehatan.
Menurutnya, penggunaan masker tak hanya untuk mencegah terpapar kabut asap atau polusi yang mulai masuk ke Kota Palembang, namun juga melindungi dari virus.
Masyakarat pun diminta menjalankan pola hidup sehat menggunakan air bersih, membersihkan lingkungan, serta mencegah berbagai penyakit lainnya seperi DBD dan types.
"Kami juga mengimbau penggunaan masker sebaiknya menggunakan N95," ungkap dia.
Selain itu, dr Trisnawarman meminta masyarakat menerapkan PHBS atau pola hidup bersih dan sehat agar tidak mudah terpapar penyakit di musim kemarau ini.
Diketahui ISPA merupakan infeksi yang menyerang saluran pernapasan. Beberapa contoh ISPA adalah flu biasa, influenza, sinus, dan radang tenggorokan.
Penyakit ini menyerang saluran pernapasan, baik saluran atas maupun bawah. Kondisi ini dapat terjadi pada beberapa organ pernapasan seperti sinus, faring, laring hingga hidung.
“ISPA salah satu penyakit menular dan rentan mengenai anak-anak, di mana imunitas mereka memang masih dalam perkembangan,” tuturnya.
Selain itu, kondisi ini juga banyak terjadi pada lansia, yang biasanya telah mengalami penurunan kekebalan tubuh. Contoh ISPA paling umum adalah flu biasa dan influenza.
Adapun beberapa penyakit lain yang tergolong dalam ISPA, yaitu sinusitis, batuk pilek, pneumonia, radang tenggorokan akut (faringitis), covid 19, dan laringitis akut.
Penyebabnya karena adanya infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan.
Beberapa jenis virus itu yakni Rhinovirus (dapat menyebabkan flu), Pneumokokus (menyebabkan pneumonia dan meningitis), Adenovirus (dapat menyebabkan bronkitis, pneumonia dan flu), Influenza (dapat menyebabkan flu), dan Corona (menyebabkan penyakit covid19).
Sementara bakteri yang dapat menyebabkan ISPA, meliputi Streptococcus, Haemophilus, Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia.
Dalam kabut asap, ISPA bisa terjadi akibat virus yang berasal dari asap yang bercampur debu.
Polusi asap, jika masuk ke saluran nafas, maka “cambuk kecil” atau silia, didorong ke atas hingga sampai ke hidung. (yun/fad)