PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID- Tuberkulosis (TBC) atau TB adalah suatu penyakit bakteri menular yang berpotensi serius terutama menyerang paru-paru dan organ tubuh lainnya.
Hal tersebut diungkap Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Paru, KSM Penyakit dalam RSMH Palembang, Dr Zen Ahmad, Sp.PD, K-P, kemarin.
Dia menjelaskan, gejala penyakit TBC adalah batuk lebih dari dua minggu (bisa batuk kering atau berdahak , bisa batuk sesekali atau sering bisa batuk berdarah).
Apalagi bila disertai gejala lain seperti sesak, nyeri dada, keringat dan meriang, malam hari, nafsu makan menurun, berat badan menurun, cepat capek dan letih.
Lanjutnya, sumber penularan adalah orang yang sakit TB. Bila berbicara, batuk atau bersin maka ia akan mengeluarkan sejumlah kuman TB dalam bentuk droplet.
"Bila ada orang lain yang kontak erat dengan penderita TB tadi maka sejumlah kuman TB akan masuk lewat jalan napasnya menuju paru," jelasnya seraya mengatakan,
hal ini tergantung dengan jumlah kuman yang masuk ke tubuh, lama kontak dengan pasien TB dan kekuatan tubuh seseorang tersebut.
"Kumannya menetap dalam tubuh tapi orangnya tidak sakit disebut TB laten," ucapnya.
Dijelaskan TB aktif, penderita TB yang bergejala dan mempunyai kemampuan penularan tinggi terhadap orang lain. Sementara TB laten,
orang yang tidak mempunyai gejala, rontgen-nya normal tapi ada kuman TB di dalam tubuhnya.
"Ini kebanyakan di masyarakat kita. Bila sistem imun tubuh kita menurun, maka kuman TB bisa merajalela dan menimbulkan TB aktif,"urainya.
Penyakit TB, banyak diderita dewasa umumnya usia produktif, oleh karena mobilitas usia tersebut lebih tinggi, struktur umur populasi.
Menurut Dr. Zen, pengobatan pada pasien TB Laten antara 1 sampai dengan 6 bulan.
TB kebal obat antara 8 sampai dengan 24 bulan. Tujuan pengobatan penyakit TB, menyembuhkan penyakit TB, menurunkan angka kematian akibat TB, mencegah kekambuhan, menurunkan angka penularan dan mencegah resisten obat.
“Kita fokus pada TB kebanyakan (TB sensitif). Obat tersedia di seluruh fasilitas kesehatan, ada obat program (dari pemerintah) yang gratis lama makan obat 6 bulan.
Jumlah obat yang dimakan sesuai berat badan,"jelasnya lagi seraya mengatakan, untuk 2 bulan pertama obat dimakan setiap hari, bentuk kaplet merah, kemudian 4 bulan berikut obat dimakan 3 kali per minggu, bentuk tab kuning.
"Jangan menyetop obat tanpa seizin dokter,"tandasnya. (nni/lia)