EMPAT LAWANG – Adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama dan penyakit pada tanaman sangat memengaruhi hasil panen. Karenanya untuk memberikan hasil yang maksimal, pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan. Agar tanaman bisa tumbuh dan berkembang dengan baik serta memberikan hasil maksimal. Seperti yang dilakukan petani semangka di Empat Lawang. Saat menanam semangka ternyata banyak kendala yang dihadapi. Khususnya, hama dan penyakit tanaman. ‘’Memang cukup banyak serangan hama tanaman pada semangka yang harus kita basmi,’’ ujar Sugianto, petani semangka di Desa Lampar Baru, Kecamatan Tebing Tinggi, Empat Lawang. Hama pada tanaman semangka dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu hama yang tahan terhadap pestisida serta hama yang tidak tahan terhadap pestisida. ‘’Untuk hama hama yang tidak tahan terhadap pestisida antara lain kutu daun. Sedangkan hama yang tahan terhadap pestisida di antaranya tikus dan binatang piaraan,’’ ujarnya. Salah satu hamanya yakni thrips. Hama ini memiliki ukuran yang kecil dan ramping. Warnanya kuning pucat dan kehitaman serta memiliki sungut badan yang beruas-ruas. Cara penularan serangga thrips ini yaitu dengan mengembara di malam hari, menetap, dan berkembang biak.
“Hama thrips ini bisa dikendalikan dengan menyemprotkan larutan insektisida secara merata sampai tanaman menjadi basah,” kata Sugianto.Hama selanjutnya, ulat perusak daun. Ulat ini berwarna hijau dengan garis hitam atau berwarna hijau dan bergaris kuning. Tanda serangan hama ini yaitu daun dimakan hingga tersisa lapisan lilinnya. Jika dilihat dari jauh, daun tersebut tampak seperti berlubang. Selanjutnya, tungau. Hama ini memiliki wujud berupa binatang kecil berwarna merah agak kekuningan atau kehijauan dan ukurannya kecil. ‘’Hama ini melakukan serangan dengan mengisap cairan tanaman. Sedangkan cara hama ini membela diri dengan menggigit dan menyengat. Tanda serangan hama ini adalah terdapat jaring-jaring yang merupakan sarang binatang ini di bawah permukaan daun, serta warna daun tanaman menjadi pucat,” ujarnya. Di bagian tanah, ada ulat tanah yang berwarna hitam serta berbintik-bintik atau bergaris-garis. Memiliki panjang tubuh sekitar 2-5 cm, dan aktif merusak pada malam hari. Biasanya ulat tanah menyerang daun, terutama tunas-tunas muda. Sedangkan ulat tanah dewasa memangsa bagian pangkal tanaman.
‘’Pengendaliannya dapat dilakukan dengan melakukan penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat di sekitarnya,” jelasnya.Sedangkan metode pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan memakai obat-obatan yang sesuai dengan aturan penanaman buah semangka. Penyakit selanjutnya, kutu putih dan lalat buah. Ciri-ciri dari serangga ini yaitu mempunyai sayap yang transparan, berwarna kuning dengan bercak-bercak, dan memiliki belalai. Tanda-tanda serangannya antara lain adanya bekas luka pada kulit buah seperti tusukan belalai, daging buah beraroma sedikit masam, dan terlihat memar. Metode pengendaliannya dapat dilakukan secara non-kimiawi seperti membersihkan lingkungan terutama pada kulit buah, tanah bekas hama dibalikkan dengan dibajak atau dicangkul. “Lalat buah ini bisa diatasi dengan pestisida dan perangkap lalat. Jika tidak diatasi, bisa merusak buah semangka yang sudah besar,” tukasnya. (eno)