PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Setelah hampir tiga tahun tak menggelar pertemuan lantaran pandemi Covid-19, Saksi-Saksi Yehuwa Indonssia (SSYI) kembali menggelar pertemuan di Golden Sriwijaya Building Palembang, kemarin. Pertemuan ini sebelumnya berlangsung setiap tahun di 240 negara.
Mengangkat tema “Tunjukkan Kesabaran”, acara diikuti sekitar 1.200 jemaat dari Provinsi Sumsel, Bengkulu, Lampung, Jambi, dan Bangka Belitung.
Pertemuan diawali khotbah dipimpin Deddy Maroe. Jemaat yang hadir tak hanya dari kalangan usia lanjut, juga anak-anak turut mendengarkan khotbah dengan tenang dan khusyuk.
Selama pertemuan, semua umat yang hadir dengan seksama juga menyimak setiap materi Deddy Maroe.
"Setiap tahun kita selalu menggelar pertemuan skala besar di 240 negara di dunia.
Namun karena pandemi Covid kemarin dibatalkan sejak 2020, dan baru sekarang bisa kita gelar lagi," ungkap Juru Bicara SSYI Daerah Sumsel, Stephen Tjokro, Jumat (1/9).
Selain pertemuan tahunan skala besar melibatkan ribuan umat, umat juga secara rutin seminggu 2 kali mengadakan pertemuan di Balai Kerajaan SSYI di Jl Rustini Kelurahan Sukamaju, Sako.
Walapun selama tiga tahun digelar secara virtual, namun umat tetap merasakan kenyamanan dan kualitas pertemuan.
“Memang ada yang kurang silaturahmi langsung, makanya pertemuan hari ini (kemarin, red) menjadi momen yang ditunggu-tunggu semua jemaat," terangnya.
Diakuinya, di seluruh dunia jumlah jemaat atau anggota SSYI mencapai 8,5 juta tersebar di 240 negara di dunia.
Ada seribu bahasa yang digunakan, termasuk di antaranya beberapa daerah di Indonesia.
Untuk mempermudah komunikasi semua jemaat atau saksi-saksi Yehuwa, kata Stephen, pihaknya sudah menerbitkan website di www.jw.org/id.
"Kalau mau informasi apa pun terkait SSYI, jemaat bisa membukanya," ulas Stephen.
Jubir Nasional SSYI, Ario Sulistiono mengungkapkan di tahun 2023 setidaknya diadakan 6.000 pertemuan di seluruh dunia termasuk pertemuan regional.
Di Indonesia sendiri, saat ini dilaksanakan 35 kali pertemuan melibatkan 26 kabupaten/kota di Indonesia. Pertemuan rutin di hari Jumat-Minggu.
"Selama tiga hari ada enam sesi pertemuan yang membahas sifat kesabaran dan menyoroti penerapan zaman modern dari contoh yang ada di dalam kitab suci,” tegasnya.
Adapun acara baptisan digelar di akhir sesi di hari Sabtu pagi. Pemutaran drama digelar dalam dua bagian selama sesi Sabtu dan Minggu sore.
“Kesabaran sendiri merupakan sifat indah yang ingin dan harus diterapkan semua orang Kristen dalam kehidupan sehari-hari tersebut," ulasnya.
Penerapan dalam kehidupan sehari-hari tidak semudah dibayangkan. Karena ini menjadi tantangan dan perjuangan.
“Selama tiga hari mengupas sifat tidaklah cukup. Namun bagaimana hal itu mampu diterapkan dalam kehidupan jemaat sehari-hari,” lanjutnya.
Terpenting bagaimana hal ini atau kesabaran mampu diterapkan oleh semua jemaat sehingga membawa kebaikan untuk semua. (afi/fad/)