EMPAT LAWANG - Kebun semangka di lahan Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Abu Bakar Ash-Shiddiq di Desa Lampar Baru, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang mendadak viral dan banyak dikunjungi warga. Hasil panen semangka di lahan sekitar 3/4 hektare itu, bisa menghasilkan sekitar 3 ton buah semangka. Wali santri dan warga sekitar banyak yang datang langsung untuk membeli semangka langsung di kebunnya. Di kebun itu, ada 2 varian semangka yakni jenis inul dan semangka non biji. Sugianto, petani yang mengurus kebun semangka Ponpes Ash-Shiddiq menceritakan, awalnya dia disuruh untuk mengurus lahan tersebut. Sebelumnya lahan itu ditanami jagung dan selanjutnya belum tahu akan ditanami apa. ‘’Lalu saya berpikir, bagaimana kalau coba ditanami semangka. Karena lahan di sini subur, dulunya beberapa tahun yang lalu merupakan lahan persawahan,” kata Sugianto saat ditemui di kebunnya. Karena ada kerusakan irigasi di bagian hulu maka lahan sekarang tidak bisa ditanami padi lagi. Ini sudah terjadi bertahun-tahun lalu. Kini lahan tersebut beralih ke tanaman jagung, kacang-kacangan dan dicoba ditanami semangka. Sekitar Juni, dirinya mulai menanam semangka. Mulai dari pembersihan lahan dari rumput-rumput. Lalu dibajak sehingga tanahnya gembur lalu dilapisi mulsa dan ditanami bibit semangka.
“Habis bibit kemarin 5 bungkus. Bibit ada juga yang gagal dan mati,” katanya.Di kebun semangka itu, Sugianto juga membuat pondok atau gubuk untuk bermalam.Karena kebun semangka harus dirawat dengan maksimal supaya mendapatkan hasil yang banyak. ‘’Modalnya juga tidak sedikit. Untuk modal awal sekitar Rp10 juta mulai dari beli bibit, pupuk, selang, pipa dan lainnya,’’ ujarnya. Untuk pengairannya mengandalkan sumur dari ponpes. Air jadi dibagi-bagi. Kalau malam, bisa untuk menyiram semangka. Untuk hasil panen sudah yang kelima kali, dengan total sekitar 3 ton. Beratnya mencapai 8 kilogram per 1 buah semangka. Pemasarannya juga tidak sulit, hanya dijual ke para pedagang di Pasar Tebing Tinggi dan pedagang buah di wilayah Tebing Tinggi. Belum sampai dijual ke luar daerah. (eno)