PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Provinsi Sumsel terpilih dalam proyek kerja sama Korea-Indonesia tentang Development Forest dan Land Fire Management System.
Bentuk kerja sama bilateral korporasi ini fokus pada mengembangkan tata kelola pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Ogan Komering Ilir (OKI).
Direktur Pengendalian Karhutla Kementerian LHK, Thomas Tandi Bua mengatakan, proyek kerja sama ini akan
melingkupi pengembangan kapasitas, pengembangan pusat pelatihan pengendalian karhutla di lahan gambut. “Indonesia diwakili Kementerian LHK.
Sedangkan Korsel diwakili Kementerian Kehutanan Korea,” bebernya di Hotel Arista, kemarin.
Untuk proyek kerja sama ini, Sumsel terpilih karena dukungan dan komitmen pemerintah daerahnya sangat besar dan kuat untuk menciptakan iklim yang kondusif.
Dari pihak Korsel juga nantinya akan membantu pembangunan sarana dan prasarana. Seperti pusat informasi dan pelatihan di OKI, sarana gedung, dan sebagainya.
Pembangunan sarana dan prasarana ini di bawah Balai Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Sumatera.
"Pelatihan dan pengembangan kapasitas ini diperuntukkan bagi masyarakat, brigade pengendalian karhutla di pemda, damkar dan sebagainya,” jelas Thomas.
Menurutnyt, proyek khusus di lahan gambut ini merupakan rangkaian yang cukup panjang. Sebelumnya pernah ada kerja sama dengan Jerman pada 2000 di Sumsel dan Kaltim.
"Program ini dibangun berdasar pembelajaran dari program sebelumnya untuk pengelolaan gambut yang bekerja sama pemda,” jelasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sumsel, SA Supriyono mengatakan, pihaknya menyambut baik kerja sama tersebut.
“Sekarang kita sudah masuk situasi El Nino. Meski masih ada basahnya, tapi kalau lalai dapat menyebabkan karhutla.
Harapan kami, dari kerja sama ini bisa memberikan input, masukan serta edukasi bagi masyarakat Sumsel tentang pentingnya pencegahan karhutla,” katanya.
Ia menambahkan, pengelolaan lahan gambut bukan hal mudah. Upaya pengendalian karhutla dan penanganannya tidak hanya tugas pemda.
“Karena itu, kerjasama seperti ini sangat penting bagi Sumsel,” beber Supriono.
Korean Co Director of Korea-Indonesia Forest Cooperation Center (KIFC), Cho Junkuy mengatakan,
pihaknya berharap dengan adanya proyek kerja sama ini bisa memberikan kesuksesan dalam tata kelola lahan gambut di Indonesia. Khususnya di Sumsel.
“Dalam proyek ini, kita akan membangun pusat pelatihan pengendalian karhutla untuk meningkatkan kapasitas bagi sumber daya manusia dalam pengendalian karhutla.
Pengembangan kapasitas ini melibatkan masyarakat,” bebernya. (yun)