SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Kala itu setiap musim kemarau, petani di Desa Tanjung Raja, Kecamatan Muara Enim,
Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan selalu berhenti bercocok tanam. Maklum, sebelum tahun 2020, pengairan sawah padi hanya mengandalkan sistem tadah hujan.
“Namanya bergantung dengan alam, pengairan jadi tidak tentu. Panen hanya bisa satu kali setahun.
Masa tanam pada saat musim hujan saja sekitar September-April. Jika menanam padi di musim kemarau sering gagal panen lantaran sulit pengairan dan tanah mengering.
Ketimbang rugi, lebih baik berhenti,” kata Ketua Kelompok Tani Sehati Desa Tanjung Raja, Hopaini kepada Sumatera Ekspres, Sabtu (5/8).
Puluhan tahun petani pun nelangsa, mereka tak bisa berbuat banyak dengan kondisi sulit di saat kemarau.
Membuat bangunan irigasi persawahan biayanya terlampau mahal, sementara penghasilan petani sedikit sekali.
“Setiap panen raya, produksi padi di desa kita sekitar 4,5-6 ton gabah kering giling (GKG) per hektar per tahun.
Tapi rata-rata petani cuma punya lahan ¼ hektar,” lanjutnya.
Artinya hasil per petani tak banyak sekitar 1,5 ton GKG per tahun, sehingga mayoritas stok beras untuk konsumsi keluarga sendiri sampai panen tahun berikutnya.
Kalau dijual, mereka khawatir kesulitan mencukupi pakan kecuali terdesak biayai anak sekolah atau membayar hutang.
“Akhirnya penduduk Desa Tanjung Raja masih nyambi pekerjaan lain demi mencukupi kebutuhan sehari-hari,” kata pria yang juga Kaur Perencanaan Pemerintah Desa Tanjung Raja ini.
Mereka bekerja serabutan seperti menjadi buruh bangunan, perkebunan karet atau sawit, dan lain sebagainya.
Hingga kemudian, BUMN holding industri pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID) memberi harapan baru.
Lewat salah satu anggotanya PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang beroperasi di Tanjung Enim, MIND ID mengambil peran memberi nilai tambah,
mencarikan solusi bagi petani desa yang selama ini kesulitan mengairi sawah.
PTBA menjalankan program Tanjung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL)-nya secara berkelanjutan.
Sesuai dengan komitmen holding company MIND ID menghadirkan energi yang ramah lingkungan,
PTBA mengucurkan dana CSR senilai Rp990 juta membangunkan infrastruktur pembangkit energi baru terbarukan (EBT) berupa PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) irigasi untuk petani Desa Tanjung Raja.
“Awalnya Pemerintah Desa mau bikin saluran irigasi sawah. Karena tak punya dana, kami mengajukan permohonan bantuan ke PTBA.
Ternyata respon perusahaan tambang ini luar biasa, pengajuan kami langsung diterima,” ujar Hopaini.