Alami Kaheksia, Ini Terapi Nutrisi Pasien Kanker Nasofaring 

Senin 07 Aug 2023 - 20:53 WIB
Reporter : Widhy Sumeks
Editor : Widhy Sumeks

PALEMBANG-  Pasien kanker nasofaring (KNF) rata-rata mengalami malnutrisi 35 persen  dan sekitar 6,7 persen malnutrisi berat. "Prevalensi kaheksia (gangguan kesehatan yang menyebabkan penurunan berat badan ekstrem disertai penyusutan otot, red) pada kanker kepala-leher (termasuk kanker nasofaring) dapat mencapai 67 persen,"ujar Jumiyati, SGzi, Dietisien Instalasi Gizi Rumah Sakit dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang. Katanya, Skrining gizi  mencakup, Prognostic Nutrional Index (PNI), Nutrional Risk Index (NRI), dan Patient Generated Subjective Global Assessment (PG-SGA). "Edukasi gizi, Asuhan gizi, konseling gizi,"ucapnya Lanjutnya, Malnutrisi dan Kehilangan Berat Badan (BB) merupakan masalah yang sering ditemukan pasien kanker nasofaring .

"Pada awal diagnosis, sekitar 50 persen pasien  kanker memiliki masalah nutrisi. Kemudian  85 persen pasien mengalami malnutrisi/kehilangan  berat badan selama treatment dan 5 persen pasien yang mengalami Penurunan berat  badan tak disengaja mengalami penurunan  kelangsungan hidup,"jelasnya.
Lebih jauh dijelaskan, penyebab malnutrisi pada kanker yakni, perubahan asupan makanan (makan nafsu hilang), perubahan digesti dan absorbsi (radiasi enteritis, reseksi GIT, diare), Perubahan metabolisme (peningkatan kebutuhan energi karena perubahan penggunaanya pada kanker. Perubahan eksresi zat gizi (vitamin larut lemak dan kalsium dalam feses berpengaruh pada sekresi enzim atau  proksi garam empedu. "Gizi mempunya fungsi supportive yang sangat penting, pertama, status gizi pasien bervariasi. Kedua, ada yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kondisi gizi. Ketiga, tingkat infeksi akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas. Keempat, kondisi malnutrisi akan berakibat negative terhadap kondisi klinis pasien. Kelima, respon pengobatan dipengaruhi oleh status gizi,"ucapnya Katanya, tujuan intervensi  gizi yakni, mencegah malnutrisi, menjaga konsistensi asupan gizi, menyeimbangkan antara asupan dan kebutuhan serta mengimbangi dampak terapi. Memperbaiki perilaku dengan mambantu pasien memperbaiki pengetahuan dan prilaku makan yang sehat. Status gizi meningkatkan dan mempertahankan status gizi melalui pemberian asupan yang adekuat. Mengoptimalkan toleransi terapi (mengantisipasi efek samping dan dampak dari terapi baik sebelum terapi maupun setelah terapi).
"Dengan begitu akan meningkatkan kualitas hidup,"sambungnya seraya mengatakan  Kebutuhan energi dengan rumus rule of thumb yakni, pasien rawat jalan  30-35  kkal/kg BB/hari. Pasien terbaring di tempat tidur 20-25 kkal/ kg BB/hari. Pasien obesitas menggunakan berat badan ideal.
Kebutuhan protein 1.2-2,0 g/kg BB. Wasting ekstrem kebutuhan meningkat yakni, 1,5- 2,5 g/kg BB/hari. Hepatic atau renal denan BUN (urea) tinggi 0,5-0,8 g/kgBB/hari. "Catatan jika fungsi ginjal normal tidak dianjurkan protein kurang dari 1 gram/kg BB/hari,"terangnya Kebutuhan lemak sebanyak, 25-30 persen dari energi total. Kemudian 35-50 persen dari energi total untuk pasien kanker stadium lanjut dengan penurunan BB. Kebutuhan karbohidrat (KH) yakni, sisa dari perhitungan protein dan lemak. Pemberian vitamin dan mineral satu kali angka kecukupan gizi. "Kebutuhan Cairan Usia < 55 tahun : 30-40 mL/kgBB/hari. Usia 55−65 tahun : 30 mL/kgBB/hari dan Usia > 65 tahun : 25 mL/kgBB/hari,"jelasnya. Nutrisi spesific (Valin, Isoleucine, Leucine) Asam amino esensial, untuk fungsi sel normal. Memperbaiki sistem imun, morbiditas dan kualitas hidup Memperbaiki keseimbangan nitrogen dan sintesis  protein. Meningkatkan nafsu makan. Meningkatkan  kecukupan kalori. "Perbaikan anoreksia : n=25 pasien kanker BCAA vs plasebo : 55 persen  vs 16 persen; p <0,05,"urainya Bahan makanan yang dianjurkan, putih telur, ikan, ayam, daging sapi, kacang kedelai, tahu, tempe, dan polong- polongan. Terapi gizi pada cachexia, Berikan diet secara bertahap : Energi :  5-10 kcal/kg/hari  dan  tingkatkan  energy  intake secara perlahan selama 4-7 hari. Sebelum dan selama  treatment, suplementasi Vitamin B1 (200-300 mg),  Potasium, Magnesium, dan phospate. "Monitoring beruapa balance cairan, kondisi klinis, elektrolit (potassium, phosphate dan  magnesium. Tahap Lanjut : Energi :25 kkal/Kg BB / hari Protein : 1,5 – 2 gr / Kg BB/hari,"tutupnya.(nni/lia)    
Tags :
Kategori :

Terkait