PALI - Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dalam menangani kasus stunting di Bumi Serepat Serasan. Seperti dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten PALI yang menggelar Fokus Group Discussion (FGD) Kajian Strategi Penanganan Stunting di Kabupaten PALI. Kegiatan ini merupakan kerjasama dengan Balitbangda Provinsi Sumsel serta Universitas Padjadjaran, Bandung, di ruang rapat Sekretariat Daerah (Setda) PALI. Kepala Balitbangda Kabupaten PALI, Khairiman melalui Kabid Sosial Ekonomi dan Pemerintahan, Lufiana mengatakan, tujuan digelarnya FGD untuk mengetahui berbagai macam upaya dan strategi dalam menanggulangi stunting di Kabupaten PALI. Selain itu juga, untuk mengatasi potensi-potensi ancaman yang bisa menurunkan kinerja yang sangat baik.
"Penurunan angka stunting di Kabupaten PALI sudah sangat baik. Tercatat pada tahun 2022 sudah menurun menjadi 14,6 persen. Tentu langkah yang dilakukan Pemkab PALI, supaya bisa ditingkatkan lagi sehingga angka stunting di Kabupaten PALI bisa menurun," katanya.Dirinya menjelaskan, peserta FGD merupakan instansi terkait yang berhubungan dengan penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten PALI. "Nantinya, hasil dari FGD kali ini akan dibuat rekomendasi ke Pemkab PALI," jelasnya. Sementara itu, Asisten 1 Setda PALI, H Andre Fajar Wijaya menerangkan, bahwa Pemkab PALI sangat serius dalam menangani dan mencegah kasus stunting di Kabupaten PALI. "Makanya yang dilibatkan dalam tim penanganan stunting tidak hanya instansi yang berkenaan dengan kesehatan saja. Tapi, juga instansi hulu, seperti Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perkim, bahkan sejumlah perusahaan juga diajak untuk menangani stunting," terangnya. Menurutnya, permasalahan stunting ini menjadi atensi langsung Bupati PALI dan Wakil Bupati PALI.
"FGD hari ini kita harus merumuskan langkah serta strategi dalam meningkatkan kinerja untuk bisa menurunkan kembali angka stunting di Kabupaten PALI. KIta optimis angka stunting di Kabupaten PALI akan menurun di tahun 2023 ini," bebernya.Lebih lanjut ia menjelaskan, yang dibahas dalam FGD kali ini, beberapa rekomendasi yang harus dilaksanakan diantaranya membudayakan memakan ikan, karena mengandung asam amino yang tinggi. "Termasuk kapasitas kader posyandu untuk lebih ditingkatkan, serta yang paling penting mengajak masyarakat untuk sadar betapa pentingnya mencegah stunting sejak dini," pungkasnya.(ebi/lia)