Bakal Banyak JCH Tunda

Sabtu 21 Jan 2023 - 00:09 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

*Usulan Ongkos Haji Rp69 Jutaan Terlalu Tinggi

*Forum KBIH Minta Kaji Ulang Fasilitas Tak Penting

SUMSEL – Biaya murni naik haji tahun ini hitungannya mencapai Rp98.893.909. Dari angka itu, rencana Rp69.193.733,60  akan dibebankan kepada jemaah calon haji (JCH). Meski baru sebatas usulan Kementerian Agama (Kemenag) RI ke DPR RI, namun sudah mendapatkan beragam keluhan.

Sebab,  angka itu hampir dua kali lipat dari ongkos haji yang dibayarkan jemaah tahun lalu sebesar Rp39,8 juta. Bagi JCH dari kalangan mapan mungkin tak jadi kendala. Tapi untuk jemaah yang secara finansial kurang mampu, ini masalah besar.

“Naiknya besar  sekali, nyaris dua kali lipat dari tahun kemarin. Akan sangat membebani kalau besar begitu ongkos hajinya nanti,” kata Erwan, anak dari jemaah haji, Syamsuriyati (67), warga OKU.

Baca juga : Petugas Haji Tak Boleh Gagap Teknologi Orang tuanya masuk dalam rombongan yang tertunda berangkat karena syarat usia ketika musim haji di masa pandemi Covid-19. “Kami harap tolong pikirkan dan dikaji lagi sebelum ditetapkan,” pintanya. Sebab, kalau jadi diberlakukan ongkos sebesar itu, akan banyak JCH yang terdampak.

Ustaz Abu Soleh, pembimbing dari KBIH Karomah mengatakan, salah satu faktor pemicu kenaikan BPIH di antaranya nilai tukar dolar. Diakuinya, jika kenaikan ongkos haji cukup tinggi, ada kemungkinan jemaah tidak sanggup melakukan pelunasan.

Mu'in, JCH asal OKI mengaku berharap subsidi dari pemerintah bisa lebih besar. “Kalau sampai Rp69 jutaan, pasti banyak jemaah yang akan menunda berangkat haji sebab tidak cukup biaya untuk pelunasan,” imbuhnya.

Baca juga : Daftar Tunggu Haji Terlama 97 Tahun Kabupaten Bantaeng, Berapa Lama untuk Sumsel? Sekretaris Forum KBIH Sumsel, H Fery Munandar menyatakan, usulan BPIH dari Kemenag itu tinggi sekali. “Para jemaah yang sudah dapat informasi usulan itu mengeluhkan mahal,” ucapnya. Karena itu, KBIH minta pemerintah

mengusahakan agar bisa menekan ongkos haji tahun ini.

“Jangan mengikuti semua penambahan fasilitas yang ditawarkan Arab Saudi seperti masa pandemi Covid-19 lalu sehingga menyebabkan ada biaya tambahan sampai Rp26 juta,” bebernya,

Biaya itu di antaranya karena ada tambahan matras untuk jemaah tidur di Arafah dan Mina. Kata Fery, itu tidak terlalu diperlukan karena pada dua tempat tersebut jemaah lebih banyak waktunya ibadah. Lagi pula, hanya digunakan untuk satu malam.

Tahun ini dengan kapasitas 100 persen, jelas tidak akan muat tiap jemaah gunakan masing-masing satu matras. “Kemarin itu muat karena yang berangkat hanya 50 persen jemaah,” imbuhnya.

Baca juga : Normal, Kuota Sumsel 7.035 JCH Nah, biaya dari fasilitas yang tidak terlalu penting ini harus dipikirkan lagi oleh pemerintah. “Lumayan kalau bisa berkurang Rp26 juta. Tidak jadi beban jemaah. Takutnya, kalau tahun ini setinggi itu, musim haji berikutnya akan terus naik lagi,” tambah Fery.

Kemudian, diharap juga kepada pemerintah Arab Saudi untuk menambah kapasitas di Mina. Sehingga bisa lebih banyak jemaah yang bisa beribadah haji tahun depan. Ini akan mengurangi daftar tunggu (waiting list) yang sekarang mencapai puluhan tahun.

Pengelola KBIH Nur Ramadhan Cabang Lubuklinggau, H Win Rahman mengatakan, informasi usulan BPIH naik menjadi Rp69 jutaan sudah diketahui para JCH. "Kami dari pengelola KBIH hanya bisa menyarankan agar jemaah berdoa," katanya.

Karena baru sebatas usulan, nantinya akan dibahas pemerintah bersama DPR RI. “Semoga saja dengan berdoa biaya haji malah turun,” imbuhnya. Pengelola  Baba Tour Tour and Travel Umrah, Ustaz Dovi mengapresiasi langkah pemerintah menaikkan biaya ibadah haji. Selama ini, jemaah disubsidi lebih 50 persen. "Untuk biaya umrah saja saat ini mengalami kenaikan karena sewa hotel di Arab Saudi naik," ungkapnya.

Baca juga : Kemenag Ungkap Alasan Naiknya Usulan Biaya Haji, Ternyata Karena Ini.. Baca juga : Anda Muslim ? Pahami Posisi Tangan yang Benar Saat Takbir
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag OKI, H Mutawalli mengungkapkan, para jemaah jangan kaget. Sebab, biaya murni naik haji jika tanpa subsidi pemerintah pada tahun lalu (2022) sebenarnya Rp98.893.393.

Tahun ini hanya naik Rp514.888  menjadi Rp98.893.909. Tapi karena disubsidi, maka tahun lalu jemaah cuma bayar Rp39,8 juta. “Kalau disubsidi terus, beban pemerintah bertambah berat untuk menutupi kekurangannya di tahun-tahun akan datang," terangnya.

Karenanya, Kementerian Agama mengusulkan agar 70 persen BPIH 2023 ditanggung jemaah sendiri. Angkanya didapatlah Rp69.193.733. Sedangkan yang ditanggung (disubsidi) pemerintah dari nilai manfaat sebesar 30 persen atau Rp29.700.175.

Baca juga : Apa Itu Takdir Muallaq dan Apa Saja Contohnya ?
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief mengatakan, pihaknya akan mengupayakan formula biaya haji yang proporsional. Upaya ini perlu dilakukan seiring meningkatnya pembiayaan penyelenggaraan ibadah haji.

"Kita akan menerapkan prinsip pembiayaan yang berkeadilan dan berkelanjutan. Angkanya akan kami formulasikan dengan mitra kami di Komisi VIII dengan mempertimbangkan berbagai aspek," jelasnya. Menurut Hilman, prinsip keadilan dan kesinambungan sangat penting karena saat ini tercatat ada sekitar 5,2 juta JCH lagi yang masih dalam antrean.

Ada pun rincian komponen dari usulan BIPH 2023 sebesar Rp69.193.733,60 per jemaah yakni, ongkos penerbangan dari embarkasi ke Arab Saudi (PP) Rp33.979.784 Akomodasi di Mekah Rp18.768.000. Akomodasi di Medinah Rp5.601.840. Biaya hidup (living cost) Rp4.080.000 (1.000 Riyal), visa Rp1.224.000 dan Paket Layanan Masyair Rp5.540.109,60.

Baca juga : Yuk! Ketahui Manfaat Hujan Bagi Seorang Muslim "Usulan ini untuk memenuhi prinsip keadilan dan keberlangsungan dana haji," tutur Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas. Dengan komposisi 30 persen dana manfaat dan 70 persen ditanggung jemaah, pemerintah menilai dana di Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) tidak akan tergerus. Pemerintah juga beralasan usulan biaya haji disebabkan oleh faktor istitha'ah.

"Soal istitha'ah, kemampuan menjalankan ibadah. Haji itu jika mampu. Kemampuan ini harus terukur, kami mengukurnya dengan nilai segitu," sambungnya. Untuk living cost (biaya hidup) jemaah haji 2023 dalam usulan itu diturunkan jadi 1.000 Riyal atau sekitar Rp4,08 juta. Biasanya, tiap jemaah mendapat 1.500 Riyal.

Diketahui, kuota jemaah haji 2023 sudah kembali normal. Sebanyak 221.000 JCH akan diberangkat dari Indonesia ke Tanah Suci. Terdiri dari 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. Adapun untuk petugas, tahun ini kuotanya 4.200 orang.

Komposisi JCH 2023, sebanyak 62.879 orang lanjut usia (lansia). Rinciannya, 51.778 jemaah berusia 65-75 tahun dan 8.760 jemaah berusia 76-85 tahun. Ada pula berumur 86-95 tahun sebanyak 2.074 jemaah. Dan yang di atas 95 tahun 269 jemaah.

Baca juga : Inilah 4 Keistimewaan Nabi Adam AS yang Allah SWT Anugerahkan Jumlah 62.879 JCH lansia itu tidak mungkin diberangkatkan sekaligus tahun ini. "Ada beberapa kategori yang sedang kita bahas di tingkat kementerian, dan variabel-variabel apa yang bisa memungkinkan jemaah ini diberangkatkan. Salah satunya jemaah lansia dalam kondisi sehat," tandas Yaqut.(bis/uni/lid/disway.id/)

Tags :
Kategori :

Terkait