* Didit : Owner Gun’s Café - Event Organizer UN
Muhammad Syah Iqbal Rudianto. Tapi orang lebih mengenal nama akrabnya, Didit. Ia merupakan seorang pengusaha muda asal Palembang yang sukses. Berawal dari aktif berorganisasi hingga membawanya terjun ke dunia usaha. Didit sendiri ketika dibincangi koran ini masih berada di Jakarta. Namun, owner salah satu kafe bernuansa ruang terbuka di Palembang ini mau berbagi pengalaman. Terutama bagi anak-anak muda yang ingin berusaha di bidang entertainment. Secara gamblang bapak seorang anak ini mengatakan, untuk mengawali sesuatu tentu perlu keberanian ekstra. Karena itu, ia punya motto “Kalau takut jangan coba-coba berani. Kalau berani jangan coba-coba takut.” Didit menegaskan, inti dari motto itu, tidak ada pilihan lain kecuali harus berani dan kesampingkan rasa takut. Didit sendiri memulai organisasi untuk menempa mentalnya mulai dari SMA.“Sejak SMA saya sudah tertarik mengikuti kegiatan organisasi. Seperti menjadi ketua IRMA (Ikatan Remaja Masjid), OSIS, Drumband serta Paskibra,” kata dia.Masuk dibangku kuliahpun, gabung di BEM Universitas Muhammadiyah (UM) Palembang juga. “Masih banyak lagi yang lain. Selain itu, saya juga memiliki hobi di bidang musik. Khususnya drum. Waktu SMA dulu, saya punya grup band. Begitu juga olahraga, saya gemar sepakbola,” ungkapnya. Di kampus hijau, Didit, juga menjadi aktivis. “Cuman aktivis versi saya adalah aktivis yang memang murni organisasi serta untuk menyalurkan hobi. Di bidang kesenian contohnya, saya bersama teman-teman pernah membuat festival musik di kampus. Lau, liga sepak bola hingga lomba cepat tepat Teknik Kimia. Menyesuaikan bidang studi pada saat itu,” ungkapnya. Pasca kuliah, dirinya sempat mencari pekerjaan sekaligus jati diri. Sempat berada pada titik putus asa karena sempat menganggur satu tahun. Ketika bertemu teman aktivis di kampus.
"Mereka memberikan wejangan dan semangat kepada saya untuk membuat perusahaan. Kata mereka saya memiliki kelebihan membuat acara, memiliki hobi, dan memiliki koneksi yang banyak di perusahaan perusahaan pada saat masih kuliah dulu. Kenapa tidak saya melanjutkan saja kemampuan yang ada untuk dijadikan bisnis dan ditekuni,” cerita Didit.Berawal dari itulah dia mendirikan bisnis event organizer (EO). Dan itu terbukti. Berdasarkan pengalamannya, acara pun sukses dia gelar. Mengangkat brand perusahaan besar. “Dari situlah saya mulai diberikan kepercayaan hingga sekarang,” akunya. Menekuni bidang EO sudah 20 tahun lamanya bersama PT Untuk Negeri (UN Production). Sudah banyak acara yang mereka garap. Antara lain, Festival Sriwijaya, Lomba Bidar dan sebagainya. Dari EO, ia juga menjajal ke bidang industri event kreatif. Didit, mengembangkan sayap dengan membuka usaha kafe di Kambang Iwak. Gun's Cafe. Tak terasa, kafe itu sudah jalan 12 tahun. Gun’s Café merupakan bisnis di lokal Palembang. Memiliki prestasi sebagai inisiator. Salah satu kafé outdoor yang ada di kota pempek, sebelum menjamurnya kafe-kafe lain. Konsep kafe outdoor ini sendiri lahir sekitar 6 bulan jelang SEA Games. “Guns Café juga banyak menggandeng musisi musisi lokal. Banyak band yang lahir dari situ,” ungkapnya. Didit sempat gabung dalam dunia politik dan menjadi Ketua Partai pada 2019. Namun, dunia itu dia tinggalkan. “Mungkin darah saya adalah darah usahawan. Jadi saya simpulkan, saya belum mau mengambil jalur politik karena belum siap,” paparnya. Hingga saat ini, dia masih akan tetap focus dibidang bisnis. Selama menjalankan roda usahanya, DIdit banyak merekrut tenaga kerja. “Karyawan EO sekitar 30 orang dan kalau kafé kurang lebih 30-40 orang. Untuk income per bulan bisa mencapai Rp200 juta," jelasnya. Ia bersyukur dapat dukungan penuh istrinya. "Dia wanita karir yang rela meninggalkan kariernya demi terlibat langsung di bidang bisnis kami,” tandas Didit. (iol)
Kategori :