PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Minat masyarakat terhadap bahan pokok murah tetap tinggi. Setidaknya terlihat dalam kegiatan Pangan Murah Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, 26-27 Juli. Dalam Rangka Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 H.
Kegiatan itu upaya menjaga stabilitas harga yang dapat berimbas pada inflasi. “Harga-harga yang dijual memang lebih murah dari harga pasar.
Selisihnya Rp1.000-5.000,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ruzuan Effendi.
Pelaksanaan Pangan Murah di halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel dimulai, kemarin (26/7).
Selisih harga itu sedikit banyak membantu masyarakat untuk menghemat uang belanja.
Seperti telur ayam dijual seharga Rp28.000 per kilogram. Harga pasar rata-rata Rp29.000. Kemudian bawang putih Rp35.000, di pasar Rp40.000 per kilogram.
“Untuk bawang merah itu selisihnya cukup. Dijual Rp22.000. Sedangkan harga pasar sekarang Rp32.000 per kilogram,” sambungnya.
Pelaksanaan kegiatan pangan murah ini tidak hanya menjelang hari-hari tertentu saja.
“Bukan berarti harus menunggu harga naik, tapi terus dilakukan untuk menjaga stabilitas supaya inflasi terjaga,” ujar Ruzuan.
Karena itu, pasar murah akan rutin ke depannya. Dua minggu atau sebulan sekali. Melibatkan stakeholder terkait, baik Bulog maupun ritel.
"Kita terus berkoordinasi dengan pihak terkait guna memastikan stok pangan tersedia termasuk melalui pasar murah," tandasnya.
Warga Kebun Bunga, Linda mengatakan, harga pangan yang dijual dalam kegiatan pangan murah lebih murah dari pasar dan toko.
“Memang selisih sedikit, tapi lumayan,” katanya.
Ia selalu menunggu informasi adanya kegiatan pangan murah seperti ini. (yun)