*Dari Badik hingga Perisai
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Ratusan senjata tradisional dari berbagai daerah dipamerkan di Museum Negeri Sumsel.
Dari pintu masuk, pengunjung sudah disambut berbagai senjata tradisional yang terpajang di etalase.
Mulai dari senjata badik dari Sumsel, keris, tombak, patrem, wedhung, pedang dari Yogyakarta.
Ada senjata tradisional Lampung berupa badik, dari Papua seperti tombak, busur, panah, perisai, dan banyak lagi.
Setiap daerah punya senjata dengan bentuk dan keunikan masing-masing, baik dari sarung, pegangan senjata berupa ukiran, dan sebagainya.
Semua punya nilai dan arti tersendiri. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Provinsi Sumsel,
Aufa Syahrizal mengatakan ada 287 senjata tradisional Nusantara yang dikoleksi 25 museum di Tanah Air dipamerkan di Museum Negeri Sumsel.
“Pameran ini merupakan agenda rutin tahunan yang digelar bergantian di museum-museum yang ada di Indonesia.
Tahun ini Sumsel menjadi tuan rumah Pameran Senjata Tradisional Nusantara. Tahun lalu di Medan," ujarnya di sela-sela pembukaan pameran, kemarin (25/7).
Selain dari 25 museum, koleksi senjata juga ada dari Kodam II Sriwijaya dan 20 komunitas.
“Pameran ini kita selenggarakan juga untuk membina komunitas dan UMKM bekerja sama dengan museum dalam rangka melindungi, mengembangkan, dan melestarikan benda benda budaya yang ada di Museum Negeri Sumsel,” lanjutnya.
Aufa menyebut kegiatan ini berskala nasional dan merupakan gagasan kepala museum se-Indonesia.
"Pameran ini juga membuktikan museum itu bukan tempat penyimpanan barang rongsokan," kata dia.
Bendahara Umum Asosiasi Museum Indonesia, Waluyono mengatakan pameran ini bisa menggugah para generasi muda, bahwa alat senjata tradisional memiliki nilai dan pernah menjadi senjata yang berguna di masa lalu.
"Museum merupakan peradaban orang Indonesia yang menceritakan perjalanan kehidupan.
Karenanya dengan kegiatan seperti ini bisa memberikan edukasi kepada generasi muda," kata dia.