*Pengemis Modus Kemoceng kian Meresahkan
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Anak-anak jalanan (anjal) maupun pengemis di lampu merah, baik itu Simpang Charitas,
maupun perempatan lainnya di Kota Palembang makin membuat resah pengendara.
Ada yang berdagang, menjadi badut, atau membawa kemoceng membersihkan mobil pengendara sambil meminta-meminta.
Masalahnya, kadang ada yang sampai memaksa, marah-marah jika tidak diberikan uang, hingga mengangkat wifer kaca mobil.
“Anak-anak jalanan atau orang dewasa yang membawa kemoceng di lampu merah itu sudah sangat menganggu dan meresahkan.
Mereka juga membahayakan,” keluh Ian kepada Sumatera Ekspres, kemarin.
Selain Ian, pengalaman serupa juga dirasakan pengendara lain seperti Agus, seorang ASN.
“Sekarang anak-anak jalanan di simpang 4 lampu merah benar-benar sudah "naik level" tingkahnya.
Gedor-gedor dan mengintip kaca mobil, ada yang sampai membaret bodi mobil kalau kita tidak kasih uang. Jadi ini harus ditindak oleh instansi terkait," lanjutnya.
Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial, Korban Tindak Kekerasan dan Perdagangan Orang Dinas Sosial (Dinsos) Kota Palembang,
Enos Fredrik SE MSi mengatakan Dinsos lewat tim penjangkauan mengklaim sudah rutin melakukan penyisiran anak jalanan, gelandangan, dan pengemis.
"Setiap hari14 titik kita sisir, dari simpang Bandara sampai ke Jakabaring. Di lampu merah Charitas itu sudah sering kita tindak.
Tapi masalahnya banyak faktor, tak bisa Dinsos saja bertindak, semua stakeholder harus aktif," terangnya, Selasa (25/7).
Dikatakan, pihaknya pun sering kejar-kejaran dengan mereka (anak jalanan).
Tapi lantaran faktor keselamatan, mereka pun kabur. Apalagi Dinsos belum mempunyai panti untuk digembleng, sehingga usai ditangkap dan diedukasi lalu dikembalikan lagi.
"Kita cek sehari dua hari mereka tidak datang lagi, tapi kemudian mengemis lagi. Jika mentalnya sudah jalanan, mereka biasanya balik lagi jalan," ujarnya.
Anak jalanan tersebut kebanyakan warga Palembang sendiri, bahkan orang tuanya pun ada. "Kami bingung juga, kadang orang tuanya jualan.