*Komoditas Bawang Sangat Menjanjikan
MURATARA, SUMATERAEKSPRES.ID - Pemerintah Kabupaten Muratara, kembali ajak warga menggarap potensi tanaman bawang merah yang dinilai bisa mengatasi inflansi harga.
Tanaman jenis holtikultura ini, selain mampu dikembangkan, juga bernilai ekonomis tinggi di pasaran lokal.
Di 2023, Pemerintah Daerah melalui Dinas pertanian dan perikanan Kabupaten Muratara, mempunyai target membuka 20 hektar lahan bawang di Kabupaten Muratara.
Tanaman bawang sangat menjanjikan. Saat ini masih sedikit petani yang menggarap tanaman bawang, padahal bawang tak pernah jatuh.
Selalu diatas Rp20 ribu, tak pernah dibawah Rp20 ribu/Kg.
Komoditi bawang merah dan cabai kerap alami inflansi harga. Kondisi ini menjadi peluang tersendiri bagi masyarakat untuk melakukan pengembangan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Muratara Ade Meiri mengatakan, tanaman bawang merah merupakan salah satu dari 9 produk GSMP yang dikembangkan di Muratara.
‘’Sebelumnya sudah ada beberapa lahan percontohan. Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan," jelasnya.
Menurutnya, bawang merah bisa menjadi alternatif bagi petani di Muratara.
‘’Untuk bisa mendapatkan penghasilan yang lebih menjanjikan, ketimbang komoditas unggulan sawit dan karet,’’ ujarnya.
Pihaknya mengklaim, jika dalam satu hektar petani mampu menghasilkan puluhan ton bawang merah, dengan rata rata penghasilan ratusan juta sekali panen dengan jarak waktu 3-4 bulan masa tanam.
‘’Untuk saat ini, petani bawang merah di Muratara hanya ada satu kelompok yang terdiri dari 12 Desa,’’ ujarnya.
Ade mengharapkan petani di Muratara bisa beralih menanam komoditas bawang merah. ‘’Karena komoditas ini sangat menjanjikan,” ujar Ade Mairi.
Iksan (52) petani petani bawang merah di Desa Sungai Kijang, Kecamatan Rawas Ulu mengaku awalnya tak yakin, budi daya bawang merah bisa menghasilkan pundi pundi rupiah.
‘’Namun setelah mendapat penyuluhan dan banyaknya warga yang mengembangkan program GSMP, saya jadi tertarik,’’ katanya.
Setelah melakukan uji coba dengan lahan terbatas, Iksan mengaku cukup puas.
"Saya cuma punya 15 galangan. Dalam waktu 59 hari sudah panen, hasil kotornya Rp23 juta setelah di potong biaya pupuk dan bibit, untung bersihnya Rp15 juta sekali panen," katanya.
Saat ini, dirinya akan terus mengembangkan produk GSMP tersebut.
‘’Saya berharap bisa lebih berkembang dengan mengandalkan produk holtikultura seperti bawang merah,’’ ujarnya. (zul)