Kampus Mengajar : Penguatan Literasi dan Numerasi di Sekolah

Minggu 09 Jul 2023 - 22:03 WIB
Reporter : Alf Sumeks
Editor : Alf Sumeks

Kampus Mengajar : Penguatan Literasi dan Numerasi di Sekolah Oleh : Camellia, S.Pd., M.Pd. (Koorprodi PPKn FKIP Universitas Sriwijaya) SUMATERAEKSPRES.ID - Kemampuan literasi dan numerasi merupakan kemampuan yang harus di miliki oleh setiap orang sehingga dalam perkembangan dunia global dimana informasi dan big data berada pada posisi penting dan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Kemendikbud (2016) memaknai literasi, khususnya di sekolah, sebagai “kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Pada Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) kemampuan literasi dan numerasi sebagai komponen utama dalam AKM tersebut dimana kemampuan siswa diukur terkait dengan kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi) , kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi) dan dan penguatan pendidikan karakter. Sehingga perubahan tersebut diharapkan memberi peluang kegiatan pembelajaran kreatif dan inovatif. Salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi dampak numeration and literacy loss yang di perparah dengan pandemi covid-19 yaitu dengan adanya program kampus mengajar yang diikuti oleh mahasiswa di seluruh Indonesia selama empat bulan di sekolah, dengan di dampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Kampus mengajar sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran dan pengajaran di satuan pendidikan dasar dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas. Kampus Mengajar juga bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan beragam keahlian dan keterampilan dengan menjadi mitra guru dan sekolah dalam pengembangan model pembelajaran, juga menumbuhkan kreativitas serta inovasi dalam pembelajaran sehingga berdampak pada penguatan pembelajaran literasi dan numerasi di sekolah (https://pusatinformasi.kampusmerdeka.kemdikbud.go.id). BACA JUGA : Mengungkap Asal Usul Istilah FOMO dan Fenomenanya di Era Media Sosial Saat Ini, Apakah itu Kamu? Pada program kampus mengajar ini mahasiswa dibimbing DPL melaksanakan program kerja untuk memperkuat kemampuan literasi dan numerasi siswa serta pendidikan karakter di sekolah melalui kolaborasi dengan sivitas akademik di sekolah. Beberapa program kerja yang pernah kami laksanakan dalam mendampingi mahasiswa pada program kampus mengajar angkatan lima yang terdiri dari mayoritas mahasiswa FKIP Universitas Sriwijaya dan beberapa mahasiswa dari Universitas Lain nya yang di tempatkan di sekolah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T) di Kabupaten OKU Timur yaitu 1) membuat pojok baca di tiap ruang kelas dan memaksimalkan jam nol selama lebih kurang 15 menit untuk siswa membaca dan memaknai buku yang di baca. Kemudian 2) menjadwalkan kunjungan ke perpustakaan untuk belajar dan membaca serta menceritakan kembali apa yang di baca dengan didampingi oleh mahasiswa program kampus mengajar, 3) membuat struktur kelas, jadwal piket dan jadwal pelajaran dengan memanfaatkan kardus bekas, 4) membuat madding sekolah dan setiap minggu siswa secara bergantian mengisi tulisan di madding tersebut, 5) melaksanakan pemilihan ketua OSIS, 6) melaksanakan pesantren kilat, 7) membawa bekal dan makan bersama, 8) membuat eco print tapla meja dari tanaman, 8) mengadakan market day (siswa belajar menghitung, membuat dan menjual makanan atau barang yang telah di buat), 9) belajar matematika dari permainan tradisional (engklek, gobak sodor, tebak-tebakan, 3 6 9 tepuk tangan dan damdaman serta estafet air), BACA JUGA : Beli Tiket Konser Tanpa Hafal Lagu? Efek Impulsif dari FOMO yang Bikin Geleng-geleng Kepala. Kenali Dampak dan Cara Mengatasinya permainan matematika modern yang dimainkan secara online melalui perangkat laptop dan smartphone seperti menebak pola suatu barisan dan menentukan nilai suatu barang dari persamaan yang diberikan, 10) Jalan santai untuk mengukur kecepatan, jarak dan waktu, 11) membuat kantung numerasi yang berisi rumus-rumus matematika yang di tempel di tiap dinding kelas dan 12) menggambar pohon literasi di dinding kelas dan 13) melaksanakan Pretest dan Posttest AKM. Siswa sangat antusias dan tertarik dengan model penguatan literasi dan numerasi yang dilaksanakan selama mahasiswa mengabdi di sekolah melalui program kampus mengajar. Selain itu terdapat peningkatan kemampuan literasi dan numerasi berdasarkan hasil Pretest AKM sebelum dilaksanakan program kerja dan Postest AKM yang dilakukan oleh mahasiswa di akhir penugasan.

Tags :
Kategori :

Terkait