*Wapres : Semua Kepala Daerah Harus Sanggup
BANYUASIN – Angka stunting nasional pada tahun 2024 ditarget bisa turun menjadi 14 persen, sementara pada 2022 masih berada di angka 21,6 persen.
Tersisa waktu 2 tahun untuk mengejar target tersebut.
“Setiap tahun, yakni 2023 dan 2024 harus turun masing-masing sebesar 3,8 persen supaya target dapat tercapai, " ujar Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, saat memberikan kata sambutan pada puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-30 di lapangan upacara Pemkab Banyuasin, Kamis (6/7).
Diakuinya angka stunting pada 2022 sendiri mengalami penurunan 2,8 persen. Kendati belum tercapai target 3,8 persen, Wapres mengucapkan terima kasih banyak ke BKKBN, Kemenkes RI sehingga angka stunting dapat turun.
Di hadapan gubernur, wali kota/bupati seluruh Indonesia yang hadir dalam puncak Harganas Ke-30, Wapres meminta semuanya sanggup dan siap menurunkan angka stunting. "Sanggup semua, siap semua," tegas Ma’ruf.
Berdasarkan angka statistik PBB tahun 2020, terdapat 22 persen di dunia balita mengalami stunting.
"Jumlahnya diperkirakan sekitar 149 juta dan di Indonesia ada 6,3 juta balita," ucapnya.
Menurutnya stunting itu bukan hanya persoalan tinggi badan, tapi lebih kepada kualitas hidup, kecerdasan, kalah persaingan.
"Karenanya kita sangat serius mengatasi stunting di Indonesia," terangnya. Keluarga menjadi faktor penting mengatasi stunting, dengan memberikan asupan gizi, tempat tinggal, dan lainnya.
Namun Wapres prihatin dengan perilaku hidup sehat remaja yaitu pernikahan dini.
"Kita mesti menghindari ini karena banyak mudoratnya serta berisiko lebih tinggi memicu anak stunting," tuturnya.
Dia pun menekankan pernikahan dini memang tidak dilarang agama, tapi pernikahan di bawah umur banyak kemudoratannya salah satunya pemicu stunting.
Kepada tenaga kesehatan, Ma’ruf meminta supaya memberikan pelayanan kepada ibu hamil melalui posyandu dan puskesmas.
"Petugas kesehatan seyogianya menyiapkan berbagai informasi mengenai stunting dan lain sebagainya," ucapnya.
Kepala BKKBN RI, Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K) mengatakan pemerintah memberi amanat kepada BKKBN untuk menjaga pertumbuhan penduduk yang seimbang dan mewujudkan keluarga yang berkualitas. Salah satu upayanya percepatan penurunan stunting.
Namun memang ada tantangannya, yaitu pengendalian kuantitas ledakan penduduk dan kelahiran karena ada kesenjangan di sebagian provinsi, anaknya kecil dan besar.
“Meski begitu kami tetap fokus pada percepatan penurunan angka stunting, makanya pada Harganas Ke-30 kali ini mengusung tema
“Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju”,” bebernya. Dia pun menyebut penurunan kasus stunting di Indonesia sudah cukup signifikan dari tahun ke tahun.
Di 2022 tinggal sebesar 21,6 persen dan pihaknya bekerja keras mencapai target angka stunting 14 persen pada 2024.
Dirinya pun menekankan kepada masyarakat bahwa idealnya pernikahan itu usia 20-35 tahun. Jika di atas atau di bawah itu anak dikhawatirkan berisiko mengalami stunting.