*Tetap Siapkan Dana Darurat
PALEMBANG - Ketika seseorang punya mimpi, saat itulah dia harus mulai mengelola keuangan. Mimpi menikah, membeli mobil, rumah mewah, menyekolahkan anak sampai jejang pendidikan tinggi, atau traveling. Mimpi atau tujuan finansial yang ingin dicapai itu harus dibarengi pengelolaan keuangan yang baik, termasuk memitigasi risiko finansial yang dapat terjadi, seperti saat sakit, kena PHK, usaha macet, dan lain sebagainya. Tapi sayangnya masyarakat masih banyak yang belum aware pentingnya pengelolaan finansial, baik itu saving money, berbagi risiko finansial, hingga berinvestasi. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 7 Sumbagsel, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2019, tingkat literasi atau pemahaman masyarakat Sumsel mengenai produk dan layanan jasa keuangan baru sebesar 40,05 persen. Sementara dari sisi tingkat inklusi atau penggunaan produk dan layanan jasa keuangan sebesar 85,08 persen. Kepala OJK Regional 7 Sumbagsel, Untung Nugroho menjelaskan OJK turut berperan meningkatkan kesadaran pentingnya pengelolaan, literasi, dan inklusi keuangan.“Pengelolaan keuangan dan literasi keuangan sama pentingnya, karena dengan pemahaman yang baik akan manfaat dan risiko suatu keputusan keuangan, dapat mendukung pelaksanaan pengelolaan keuangan sesuai rencana tujuan keuangan,” tegasnya.Pihaknya selalu mengedukasi masyarakat memahami karakteristik produk, manfaat, dan risikonya sebelum dibeli, termasuk mengingatkan pelaku usaha jasa keuangan senantiasa memastikan informasi manfaat dan risiko produk diterima dan dipahami calon nasabahnya. Baik itu produk simpanan perbankan, asuransi, hingga investasi. “Pengelolaan keuangan yang baik harus diketahui setiap orang, karena penentu keberhasilan atau tercapainya tujuan finansial,” tegasnya. Dia berpendapat ada tiga alasan pengelolaan finansial. Pertama mencapai tujuan finansial.
“Arus keuangan yang tidak dikelola baik dapat mempengaruhi kesejahteraan finansial seseorang, terutama bila terdapat keputusan keuangan yang berdampak secara signifikan pada kondisi keuangan,” jelasnya.Kedua, supaya tetap bisa survive (bertahan), terutama saat butuh dana darurat. “Ketika seseorang mengalami penurunan penghasilan dapat mempengaruhi kondisi keuangannya, khususnya pemenuhan kebutuhan sehari-hari,” ujarnya. Terakhir mengurangi risiko finansial. “Keuangan akan semakin sulit jika nominal pengeluaran secara rasio melebihi sebagian dari pendapatan,” imbuhnya. Dalam pengelolaan keuangan yang baik, kata Untung, ada 6 tips yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan finansial. Pertama, rencanakan tujuan penggunaan keuangan, sehingga dapat diketahui besaran dana dan tenggat waktu yang dibutuhkan.
“Kedua prioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Selanjutnya usahakan tidak memiliki utang atau meminimalisir rasio utang, terutama jika penggunaannya untuk kebutuhan konsumtif bukan produktif,” imbuhnya.Umumnya perencana keuangan merekomendasikan utang tidak lebih dari 30 persen dari pendapatan. “Keempat susun rencana keuangan sesuai skala prioritas, di antaranya menetapkan anggaran untuk keperluan sehari-hari, utang, investasi dan tabungan, produk asuransi, dan keperluan sosial,” lanjutnya. Kelima siapkan dana darurat untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga yang mungkin muncul dan butuh biaya besar, misal sakit keras. Tetapi seseorang bisa melimpahkan risiko finansial dengan membeli premi asuransi kesehatan, kecelakaan diri, kebakaran. “Saat ini tingkat risk based capital (RBC) asuransi masih cukup tinggi,” bebernya. Terakhir, kata Untung, paling penting menentukan keberhasilan mengelola keuangan adalah kedisiplinan dan konsistensi gaya hidup hemat dan cerdas. (fad)
Kategori :